- 2 Orang Tewas dan Puluhan Orang Terluka Dalam Insiden Teror Dipasar Natal, Jerman
- Kitab Merah Turkiye Mendapat Pembaruan
- Kereta Api Populer Eastern Express di Turkiye akan Melayani 60 Perjalanan Musim Dingin
- Hadiri KTT D-8, Presiden Prabowo Tegas Serukan Persatuan Negara Muslim
- Warga Ilegal Israel Membakar Masjid di Tepi Barat, Gaza
- Mahkamah Internasional meminta Tegaskan Kewajiban Israel terhadap Misi Kemanusiaan PBB di Gaza
- Pakar Hukum Spanyol Ramai-ramai Bikin Petisi Desak Embargo Senjata Terhadap Israel
- Pastikan Kelancaran Saat Libur Nataru, Wapres Gibran Tinjau Proyek Stasiun KCIC Karawang
- BMKG Himbau Masyarakat Waspada Terhadap Cuaca Ekstrem Menjelang Perayaan Natal
- Terkait Pembunuhan Jendral Nuklir, Indonesia jadi Sorotan Media Rusia
Serangan Hizbullah Mengubah Haifa di Israel Menjadi Kota Hantu, Bisnis Zionis Berangsur Mati
Kota pelabuhan Haifa yang dikuasai Israel, yang pernah menjadi pusat bisnis dan pariwisata utama bagi rezim tersebut, telah berubah menjadi kota hantu.
Hal itu terjadi setelah Hizbullah melancarkan serangan rudal dan pesawat tak berawak berulang kali ke kawasan itu.
Baca Lainnya :
- Turki Melarang Laga Liga Europa Di antara Besiktas Dan Club Israel Maccabi Tel Alviv0
- Prabowo Bertolak ke China Kunjungan Kenegaraan Perdana Hari Ini0
- Bisakah Donald Trump Penuhi Janji Pada Khabib, Hentikan Peperangan Israel-Palestina0
- Alasan Kenapa Muslim Amerika Pilih Trump Dibanding Kamala di Pemilu AS0
- Presiden Prabowo dan PM Wong Bahas Penguatan Kerja Sama Bilateral Indonesia-Singapura0
Laporan yang diterbitkan di media Israel pada Selasa (5/11/2024) menunjukkan bahwa Haifa bukan lagi kota yang ramai dan tempat wisata yang populer di Israel.
Kota tersebut telah hancur akibat serangan rudal dan pesawat tak berawak milik Hizbullah.
Pejabat setempat menggambarkan situasi di Haifa sebagai mencekam karena menunjukkan pada banyaknya penutupan hotel di pelabuhan Mediterania.
Hal ini telah mendorong pemilik bisnis menghentikan operasionalnya di Israel dan untuk mulai bermigrasi keluar dari Israel.
Selama berminggu-minggu, militer Israel telah mengimbau warga di Haifa untuk tetap berada di dalam rumah dan tidak keluar rumah jika tidak perlu.
Hal ini terjadi di tengah meningkatnya jumlah serangan oleh Hizbullah terhadap Haifa.
Hizbullah menembakkan sekitar 100 roket dari Lebanon selatan ke Teluk Haifa, sebuah kawasan yang menjadi lokasi unit-unit industri dan bisnis besar.
Pemerintah Israel telah berulang kali mengklaim bahwa mereka telah melindungi Haifa dari serangan rudal dan pesawat tak berawak Hizbullah melalui penggunaan sistem pertahanan udara modernnya.
Namun, kedatangan wisatawan di Haifa telah berhenti total sementara hanya sejumlah kecil kapal asing yang terus berlabuh di pelabuhan untuk memuat dan menurunkan kargo.
Institut Kebijakan Ekonomi Aaron Israel memperkirakan bahwa kerusakan yang ditimbulkan pada industri pariwisata yang berbasis di Haifa berjumlah USD 3,5 miliar.
Angka tersebut juga mencakup kerusakan yang terlihat di Galilea, wilayah yang biasa menerima sekitar 1,5 juta wisatawan setiap tahun.
Serangan besar-besaran Hizbullah terhadap Haifa dimulai pada akhir September 2024, setelah Israel meningkatkan agresinya terhadap Lebanon dan melancarkan invasi darat ke wilayah selatan negara Arab tersebut.
Hizbullah telah bersumpah untuk terus memerangi Israel sampai rezim tersebut sepenuhnya menghentikan agresinya terhadap Lebanon dan mengakhiri pembantaian terhadap warga Palestina di Jalur Gaza yang telah berlangsung lebih dari setahun.
Lembaga cek fakta Al Jazeera mengungkapkan serangan yang berlangsung selama setahun dari Gaza, Lebanonm Yaman, dan Iran terhadap Israel, memicu lebih dari 28.000 sirene keamanan di seluruh wilayah Tel Aviv.
Home
News
Internasional
Konflik Palestina vs Israel
Serangan Hizbullah Mengubah Haifa di Israel Menjadi Kota Hantu, Bisnis Zionis Berangsur Mati
Tayang: Rabu, 6 November 2024 13:58 WIB
Baca tanpa iklan
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
zoom-inSerangan Hizbullah Mengubah Haifa di Israel Menjadi Kota Hantu, Bisnis Zionis Berangsur Mati
SERAMBINEWS.COM/MEDSOS X
A-A+
Asap mengepul setelah roket Hizbullah mengguncang Kota Pelabuhan Haifa, Israel menyebabkan 10 orang terluka.
Serangan besar-besaran Hizbullah terhadap Haifa dimulai pada akhir September 2024, setelah Israel meningkatkan agresinya terhadap Lebanon dan melancarkan invasi darat ke wilayah selatan negara Arab tersebut.
Hizbullah telah bersumpah untuk terus memerangi Israel sampai rezim tersebut sepenuhnya menghentikan agresinya terhadap Lebanon dan mengakhiri pembantaian terhadap warga Palestina di Jalur Gaza yang telah berlangsung lebih dari setahun.
Rata-rata 78 Sirene Berbunyi Setiap Hari di Israel
Lembaga cek fakta Al Jazeera mengungkapkan serangan yang berlangsung selama setahun dari Gaza, Lebanonm Yaman, dan Iran terhadap Israel, memicu lebih dari 28.000 sirene keamanan di seluruh wilayah Tel Aviv.
Hasil analisis yang dihimpun berdasarkan data dari Komando Front Dalam Negeri Israel menyebutkan, rata-rata sirene meraung 78 kali per hari.
Sebagian besar bunyi alarm dipicu oleh serangan roket dan pesawat tak berawak.
Pada hari pertama serangan pada 7 Oktober 2023, Israel mencatat 4.175 alarm.
Sirene berbunyi terutama di kota-kota seperti Tel Aviv dan Yerusalem, dengan pemboman besar-besaran difokuskan pada Israel selatan.
Angka itu melonjak lagi pada Oktober 2024, terutama di utara.
Kota-kota Israel seperti Safad dan Haifa diserang, yang mendorong pihak berwenang mengevakuasi ribuan penduduk dari kota-kota utara dekat perbatasan Lebanon, kata Sanad.
Kota perbatasan Kiryat Shmona mencatat jumlah alarm tertinggi, yakni 417, yang menyebabkan sebagian besar penduduknya mengungsi.
Sementara itu, wilayah "Gaza Envelope" – yang merujuk pada wilayah Israel yang berbatasan dengan daerah kantong tersebut – menghadapi ribuan alarm, yang mencerminkan meluasnya jangkauan dan intensitas serangan sepanjang tahun.
Hizbullah kembali memamerkan kompleks rudal besar bawah tanahnya.
Sayap media Hizbullah itu merilis video pendek yang kali ini memamerkan fasilitas Imad.
Rekaman itu menyoroti skala instalasi bawah tanah, yang mencakup peluncur roket besar dan peralatan militer yang ditempatkan dalam terowongan luas.
Video itu awalnya memperlihatkan anggota Hizbullah mengendarai sepeda motor melalui terowongan.
Klaim Hizbullah, fasilitas tersebut diberi nama Imad 5, fasilitas itu disembunyikan dari kemampuan pengintaian musuh (Israel) tetapi juga memberikan perlindungan terhadap serangan potensial.
Dalam video yang diunggah, Hizbullah memberikan judul 'Kami Tidak Akan Meninggalkan Arena, Kami Tidak Akan Menjatuhkan Senjata Kami'.
Diketahui pada tanggal 16 Agustus 2024, Perlawanan Lebanon telah menunjukkan fasilitas lain yang diberi nama Imad 4, mengutip Palestine Chronicle.
Dalam Imad 5, terdengar suara audio Nasrallah yang menggelegar terdengar di latar belakang.
"Kami di sini, kami tidak akan pergi, kami tidak takut, kami tidak akan menyerah, kami tidak akan meninggalkan medan perang, dan kami tidak akan menjatuhkan senjata kami," bunyi suara Nasrallah dalam rekaman.
Tampak juga sebuah terowongan gelap memperlihatkan satu demi satu pejuang Hizbullah dengan perlengkapan militer.
Pejuang pun melewati tanda yang dipasang di bawah pipa pada dinding terowongan yang bergerigi.
Tanda itu bertuliskan: 'Fasilitas Imad 5'.
Poster besar Hassan Nasrallah, dengan ekspresi serius di wajahnya, menatap ke arah para pejuang.
Hingga akhirnya terlihat sistem rudal canggih Hizbullah, di sebuah terowongan terbuka.
Dan rudal-rudal itu ditempatkan pada posisinya, diarahkan ke langit.
Perlahan-lahan rudal-rudal itu muncul ke permukaan, sementara suara Nasrallah terus menggelegar, saat dua poin utama dalam pidato Nasrallah disorot dengan warna kuning dan merah, warna logo Hezbollah yang terkenal.
"Kami tidak akan meninggalkan medan perang, kami tidak akan menjatuhkan senjata kami," katanya.
Dan rudal -rudal itu tampaknya belum pernah ditembakkan sebelumnya.
Serambinews.com