Anindya Bakrie: KADIN Indonesia, Tergetkan Perdagangan Indonesia-Turki Mencapai 10 Miliar Dolar AS

By Icu Bransky 10 Apr 2025, 20:02:56 WIB Economy
Anindya Bakrie: KADIN Indonesia, Tergetkan Perdagangan Indonesia-Turki Mencapai 10 Miliar Dolar AS

Keterangan Gambar : Ketum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie (foto MNC media)


Jakarta -Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, menghadiri pertemuan Turkiye-Indonesia CEO Roundtable Meeting yang digelar di Ankara, Turki, pada Kamis (10/4).


Acara ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya antara Kadin Indonesia dan Turkish Foreign Economic Relations Board (DEIK) pada Februari 2025 lalu.

Baca Lainnya :


Pertemuan ini menjadi momentum strategis untuk mempererat hubungan ekonomi antara kedua negara, khususnya di enam sektor prioritas yakni pertahanan dan teknologi, konstruksi dan infrastruktur, energi dan energi baru terbarukan (EBT), industri kesehatan dan farmasi, manufaktur otomotif dan kendaraan listrik, serta pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pendidikan vokasi dan mobilitas tenaga kerja.



"Jadi kunjungan Pak Prabowo (ke Turki) kali ini untuk menjawab kunjungan Pak Erdogan dua bulan yang lalu. Tentu Pak Prabowo merupakan frequent flyer ke Turki karena beliau sangat mengerti relasi yang sangat baik antara Turki dan Indonesia," kata Anin sapaan akrabnya.


Menurutnya, Kadin Indonesia turut mendampingi kunjungan tersebut dengan fokus pada penguatan hubungan business-to-business melalui forum CEO roundtable.


"Fokusnya di bidang energi, konstruksi, kesehatan, dan juga tentunya pertahanan sampai kepada fintech. Diskusinya sangat konstruktif dan saya lihat ini bisa menjadi cikal bakal peningkatan perdagangan kita dari USD2 miliar menjadi USD10 miliar (Rp168 triliun) dalam waktu yang sangat dekat," ujarnya.



Dalam forum tersebut, telah ditandatangani 13 nota kesepahaman (MoU) antara Indonesia dan Turki di berbagai bidang strategis, di antaranya bidang energi, agrikultur, perdagangan, industri pertahanan, komunikasi, dan pendidikan.


Salah satu proyek unggulan yang segera direalisasikan adalah kolaborasi energi panas bumi antara Pertamina Geothermal Energy dengan mitra di Turki. "Hari ini saja kita memiliki geotermal, di salah satu kota terbesar di Turki, Indonesia. Pertamina Geotermal akan melakukan kolaborasi di sana," ungkapnya.


Anin menegaskan bahwa Indonesia memiliki cadangan energi panas bumi terbesar di dunia, sementara Turki dinilai telah memiliki pengalaman dan teknologi yang cukup matang dalam sektor tersebut.


“Indonesia memiliki reserva terbesar untuk geotermal, dan Turki cukup berkembang dalam hal apa yang bisa dilakukan di geotermal. Jadi, saya pikir kolaborasi dalam energi, terutama energi renewable, bisa menjadi jalan untuk Indonesia dan Turki,” tutur Anin.


Anin juga menekankan pentingnya memperluas kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Turki, khususnya dalam bidang ekspor dan investasi lintas sektor. Dia menyebutkan bahwa peluang besar terletak pada peningkatan ekspor minyak kayu serta penguatan struktur industri dalam negeri yang mendukung pengolahan produk tersebut.


“Jika kita bisa mencari cara untuk meningkatkan ekspor minyak kayu, saya pikir Indonesia bisa sangat membantu di sektor ini. Dan jika ada cara kita bisa menemukan struktur yang tepat untuk produk kayu di Indonesia, kita juga sangat terbuka untuk mengajak banyak perusahaan Turki untuk berinvestasi di Indonesia, di sektor ini,” jelasnya.


Selain sektor komoditas, Anin menyoroti potensi pertumbuhan sektor kesehatan di Indonesia, mengingat jumlah penduduk yang besar dan kebutuhan fasilitas serta teknologi medis yang terus meningkat.


“Jangan lupa, sektor kesehatan akan sangat besar untuk Indonesia, karena kita memiliki 285 juta penduduk. Sektor kesehatan adalah fokus yang menarik. Dan Turki memiliki banyak peralatan yang bisa kita dapatkan. Jadi, ini untuk meningkatkan perdagangannya,” katanya.


Dalam menghadapi dinamika global yang ditandai dengan meningkatnya perang tarif, Anin menekankan pentingnya diversifikasi pasar. “Dengan dunia yang penuh dengan perang tarif, justru Indonesia mencari pasar alternatif untuk berdagang. Karena kalau dagangnya maju, tentu investasinya bisa lebih mudah untuk ditarik ke Indonesia,” tuturnya.


Anin juga menegaskan bahwa peran Kadin Indonesia adalah memastikan dunia usaha bergerak selaras dengan arah kebijakan pemerintah.


"Inilah contoh Kadin bagaimana upayanya untuk berdampingan dengan pemerintah memastikan bahwa ujungnya trade atau perdagangan dan juga investasi bisa dikembangkan lagi,” kata dia.


"Apa yang sudah bagus kita lanjutkan, apa yang belum kita akan mulai. Jadi itulah esensi Kadin dan mudah-mudahan sukses selalu dan ujungnya bisa membawa manfaat buat masyarakat Indonesia dan pengusaha-pengusaha, baik di Kadin provinsi, anggotanya, maupun asosiasi, karena esensinya adalah itu untuk semua," pungkas Anin.





Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment