- Profesor Sinan Yegul, diangkat Sebagai Wakil Presiden Bidang Hubungan Internasional, ASEAN Internasi
- Presiden Prabowo Mengaku Grogi saat Pidato di Depan Parlemen Turki
- Anindya Bakrie: KADIN Indonesia, Tergetkan Perdagangan Indonesia-Turki Mencapai 10 Miliar Dolar AS
- Usai Lawatan di Abu Dhabi, Presiden Prabowo Bertolak ke Ankara
- Prabowo: Indonesia Siap Evakuasi 1000 Warga Palestina ke Indonesia
- Presiden Prabowo Lawatan ke Kawasan Timur Tengah dan Turkiye
- TurkAseanCham Luncurkan Program Sosial Inspiratif di Indonesia: Yatim Business Academy Resmi Dimulai
- Singapura, Kerahkan Kecoa untuk Mencari Korban Gempa Myanmar
- Gelombang Masa As, Gelar Aksi Menentang Kebijakan Pemerintahan Presiden Trump
- Turki Ngamuk Ambil Alih Pangkalan T4
Singapura, Kerahkan Kecoa untuk Mencari Korban Gempa Myanmar

Keterangan Gambar : Ilustrasi, Foto Kecoa
Jakarta - Kecoa adalah binatang sejenis serangga kecil yang sering dijumpai di sekitar tempat-tempat yang kotor, seperti dapur, tempat sampah, atau bahkan kamar mandi. Meskipun banyak yang menganggap kecoa sebagai serangga yang menjijikkan, namun hal yang menjijikan itu tak berlaku di negara dengan julukan Negeri Singa.
Untuk pertama kalinya teknologi canggih kecoa hibrida dikerahkan dalam operasi pencarian dan penyelamatan bencana gempa Myanmar. Pada 30 Maret 2025 lalu, tim beranggotakan 10 kecoa hidup dikirim dari Singapura ke Myanmar oleh Pasukan Pertahanan Sipil Singapura (SCDF), sebagai bagian dari misi kemanusiaan “Lion Heart”.Robot kecoa ini dikembangkan oleh Home Team Science and Technology Agency (HTX) bekerja sama dengan Nanyang Technological University (NTU) dan Klass Engineering & Solutions.
Baca Lainnya :
- Turki Ngamuk Ambil Alih Pangkalan T40
- Rupiah Melemah Rp.17.000 per dolar AS Imbas Kebijakan Tarif Trump 0
- Via telepon, Prabowo cs Bahas Kebijakan Tarif Trump0
- Defisit Perdagangan Turki Menurun pada Bulan Maret0
- Tanggapan Indonesia Terkait Penerapan Tarif Resiprokal Amerika Serikat0
Uniknya, teknologi kecoa ini bukan mesin, melainkan kecoa hidup. Tepatnya adalah kecoa mendesis Madagaskar, yang dilengkapi dengan kamera inframerah mini, sensor, serta elektroda pengendali. Dengan panjang tubuh hanya 5–7,5 cm, robot kecoa ini mampu menyusup ke celah sempit di bawah reruntuhan, tempat yang tak bisa dijangkau manusia.
Teknologi ini memungkinkan pengendali untuk mengontrol arah gerak kecoa dari jarak jauh, sambil menerima data visual dan sensorik yang diproses melalui algoritma pembelajaran mesin (machine learning) untuk mendeteksi tanda-tanda kehidupan.
Walaupun teknologi ini semula dijadwalkan akan aktif digunakan pada 2026, keadaan darurat gempa Myanmar mempercepat penggunaannya di dunia nyata. Meski tidak ada korban selamat yang ditemukan secara langsung oleh robot ini, keberadaannya sangat membantu dalam menjelajahi area paling terdampak dan sulit dijangkau.
Seperti diketahui, gempa bumi dahsyat melanda Myanmar pada 28 Maret 2025 lalu berkekuatan 7,7 magnitudodan berada pada kedalaman 10 km yang menewaskan ribuan orang. Gempa di Myanmar juga berdampak di Bangkok, Thailand.
