- Profesor Sinan Yegul, diangkat Sebagai Wakil Presiden Bidang Hubungan Internasional, ASEAN Internasi
- Presiden Prabowo Mengaku Grogi saat Pidato di Depan Parlemen Turki
- Anindya Bakrie: KADIN Indonesia, Tergetkan Perdagangan Indonesia-Turki Mencapai 10 Miliar Dolar AS
- Usai Lawatan di Abu Dhabi, Presiden Prabowo Bertolak ke Ankara
- Prabowo: Indonesia Siap Evakuasi 1000 Warga Palestina ke Indonesia
- Presiden Prabowo Lawatan ke Kawasan Timur Tengah dan Turkiye
- TurkAseanCham Luncurkan Program Sosial Inspiratif di Indonesia: Yatim Business Academy Resmi Dimulai
- Singapura, Kerahkan Kecoa untuk Mencari Korban Gempa Myanmar
- Gelombang Masa As, Gelar Aksi Menentang Kebijakan Pemerintahan Presiden Trump
- Turki Ngamuk Ambil Alih Pangkalan T4
Turki Ngamuk Ambil Alih Pangkalan T4
Turki Mengamuk, Kirim Rudal Udara dan Drone untuk Lindungi Suriah dari Serangan Israel

Keterangan Gambar : Sumber mengatakan kepada MEE bahwa Turki berencana mengerahkan sistem pertahanan udara seperti Hisar (foto) di Pangkalan Udara T4 di Suriah (dokumen)
Jakarta - Militer Israel menyerang 3 pangkalan udara di Suriah. Ketiga pangkalan udara itu diincar Turki sebagai bagian dari pakta pertahanan bersama Suriah.
Serangan Israel terhadap tiga lokasi yang dinilai Turki, termasuk rentetan serangan besar pada Rabu malam, terjadi meskipun Ankara berjanji kepada Washington bahwa kehadiran militer yang lebih di Suriah tidak dimaksudkan untuk mengancam Israel.
Baca Lainnya :
- Rupiah Melemah Rp.17.000 per dolar AS Imbas Kebijakan Tarif Trump 0
- Via telepon, Prabowo cs Bahas Kebijakan Tarif Trump0
- Defisit Perdagangan Turki Menurun pada Bulan Maret0
- Tanggapan Indonesia Terkait Penerapan Tarif Resiprokal Amerika Serikat0
- Perang Babak Baru di Timur Tengah, Israel Senggol Turki 0
1. Serang Pangkalan Udara di Suriah
Israel menyerang tiga lokasi yang diincar Turki, termasuk rentetan serangan besar pada Rabu malam. Serangan ini terjadi meskipun Ankara berupaya meyakinkan Washington bahwa kehadiran militer mereka yang lebih dalam di Suriah tidak dimaksudkan untuk mengancam Israel.
Israel khawatir terhadap pengganti rezim Bashar di perbatasannya. Israel pun telah melobi Amerika Serikat untuk mengekang pengaruh Turki yang semakin besar di Suriah.
Ankara, pendukung lama oposisi terhadap Assad, bersiap memainkan peran utama dalam membangun kembali Suriah. Itu termasuk dengan kemungkinan pakta pertahanan bersama yang dapat melihat pangkalan-pangkalan Turki baru di Suriah tengah dan penggunaan wilayah udara Suriah
Melansir Reuters, Sabtu (5/4/2025), menurut seorang pejabat intelijen regional, sebagai persiapan, tim militer Turki dalam beberapa minggu terakhir mengunjungi pangkalan udara T4 dan Palmyra di Provinsi Homs Suriah dan bandara utama di Provinsi Hama.
Pejabat intelijen regional menyebut tim-tim Turki mengevaluasi keadaan landasan pacu, hanggar dan infrastruktur lainnya di pangkalan-pangkalan tersebut.
"T4 sama sekali tidak dapat digunakan sekarang," kata sumber Suriah keempat, yang dekat dengan Turki.
Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Suriah menolak berkomentar.
Kementerian Luar Negeri Turki pada hari Kamis menyebut Israel sebagai ancaman terbesar bagi keamanan regional.
Pada hari Jumat, Menteri Luar Negeri Hakan Fidan mengatakan kepada Reuters bahwa Turki tidak menginginkan konfrontasi dengan Israel di Suriah.
2. Serangan Besar
Dalam empat bulan sejak Assad digulingkan, Israel telah merebut wilayah di Suriah barat daya, mendekati minoritas Druze, dan menyerang sebagian besar senjata dan peralatan berat militer Suriah. Serangan hari Rabu merupakan salah satu yang paling intens sejauh ini. Kementerian Luar Negeri Suriah mengatakan Israel menyerang lima wilayah terpisah dalam rentang waktu 30 menit. Serangan ini mengakibatkan hancurnya pangkalan Hama dan melukai puluhan warga sipil dan tentara.
Israel mengatakan serangan itu menghantam pangkalan udara T4 dan kemampuan militer lainnya di pangkalan udara di provinsi Hama dan Homs, serta infrastruktur militer di wilayah Damaskus.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyebut serangan udara itu sebagai peringatan bahwa "kami tidak akan membiarkan keamanan Negara Israel dirugikan". Menteri Luar Negeri Gideon Saar menuduh Ankara berupaya mendapatkan "protektorat Turki" di Suriah.
Langit Suriah Memanas: Turki Ambil Alih Pangkalan T4, “Israel” Makin Cemas
Sementara itu, Turki mulai mengambil langkah untuk menguasai Pangkalan Udara Tiyas (T4) di Suriah dan bersiap mengerahkan sistem pertahanan udara di lokasi tersebut, menurut sumber yang dikutip Middle East Eye. Saat ini, rencana pembangunan fasilitas di pangkalan itu tengah berjalan.
Sejak tergulingnya Bashar al-Assad pada Desember lalu, Ankara dan Damaskus telah merundingkan pakta pertahanan yang memungkinkan Turki memberikan perlindungan udara bagi pemerintahan baru Suriah, yang hingga kini belum memiliki militer yang berfungsi secara efektif.
Meskipun pejabat Turki sebelumnya menilai kehadiran militer di Suriah masih terlalu dini, negosiasi terus berlangsung secara tertutup. Langkah ini diambil di tengah kekhawatiran “Israel”, yang menganggap keberadaan militer Turki di Suriah sebagai ancaman potensial. Sementara itu, Ankara berupaya menstabilkan wilayah tersebut dengan memanfaatkan kapabilitas militernya, terutama setelah Rusia dan Iran mulai menarik pasukan mereka.
Turki juga meningkatkan operasinya melawan kelompok Islamic State (IS), sebuah syarat utama agar Amerika Serikat mempertimbangkan penarikan pasukannya dari kawasan tersebut.
Penguasaan Pangkalan T4
Menurut sumber Middle East Eye, Turki telah mulai bergerak untuk mengambil kendali atas Pangkalan Udara T4, yang terletak di dekat Palmyra, Suriah tengah.
“Sistem pertahanan udara Hisar akan ditempatkan di T4 untuk memberikan perlindungan udara bagi pangkalan tersebut,” ujar sumber tersebut.
“Setelah sistem ini aktif, pangkalan akan direnovasi dan diperluas dengan fasilitas yang dibutuhkan. Ankara juga berencana mengerahkan drone pengintai dan bersenjata, termasuk yang memiliki kemampuan serangan jarak jauh.”
Pangkalan ini diproyeksikan menjadi titik strategis bagi Turki dalam mengendalikan wilayah udara Suriah dan mendukung operasi melawan sel-sel IS yang masih aktif di gurun Suriah.
Dalam jangka panjang, Ankara menargetkan pembangunan sistem pertahanan udara berlapis di kawasan ini, mencakup perlindungan dari berbagai ancaman, mulai dari jet tempur, drone, hingga rudal.
Seorang sumber lain menyebutkan bahwa kehadiran sistem pertahanan udara dan drone Turki di T4 kemungkinan akan menghalangi “Israel” dari melakukan serangan udara di wilayah tersebut.
Reaksi “Israel”
Sejak kejatuhan pemerintahan Assad, “Israel” semakin gencar menyerang instalasi militer Suriah, terutama di sekitar T4. Pekan lalu, jet tempur “Israel” menghantam pangkalan T4 dan Palmyra, menargetkan landasan pacu dan aset strategis lainnya.
Seorang sumber keamanan “Israel” mengatakan bahwa kehadiran pangkalan udara Turki di Suriah akan membatasi kebebasan operasi mereka.
“Ini ancaman potensial yang tidak bisa kami terima,” ujarnya.
Ketegangan antara Turki dan “Israel” meningkat sejak perang Gaza pecah pada 2023, mengakhiri masa rekonsiliasi singkat antara kedua negara.
“Kami menyerang Pangkalan Militer T4 untuk mengirim pesan: kami tidak akan membiarkan ancaman terhadap kebebasan operasi udara kami,” kata seorang pejabat “Israel” kepada media setempat.
S-400 dan F-35 Jadi Taruhan
Di tengah eskalasi ini, Turki juga mempertimbangkan penempatan sementara sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia di T4 atau Palmyra guna mengamankan wilayah udara selama renovasi pangkalan. Namun, keputusan akhir belum diambil karena langkah ini memerlukan persetujuan dari Moskow.
S-400
Sementara itu, Turki dan Amerika Serikat sedang membahas pencabutan sanksi yang dijatuhkan kepada Ankara akibat pembelian sistem S-400 dari Rusia, yang menyebabkan dikeluarkannya Turki dari program jet tempur F-35 pada 2019.
Dalam pembicaraan bulan lalu, Presiden AS Donald Trump dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan membahas kemungkinan kembalinya Turki ke dalam program tersebut. Namun, berdasarkan hukum AS, Turki harus melepaskan kepemilikan S-400 untuk dapat kembali bergabung.
Pejabat Turki mengusulkan beberapa opsi, termasuk menonaktifkan sistem dengan cara membongkar dan menyimpannya, atau memindahkannya ke pangkalan militer Turki di luar negeri.
Namun, “Israel” menolak keras setiap langkah yang bisa membuka akses Turki terhadap F-35, dengan alasan hal itu akan mengancam superioritas militernya di kawasan.
