- Jerman Dukung Pencabutan Sanksi Terhadap Suriah
- Menteri Luar Negeri Turkiye: Iran Hindari Perang Skala Besar dengan Israel
- 2 Orang Tewas dan Puluhan Orang Terluka Dalam Insiden Teror Dipasar Natal, Jerman
- Kitab Merah Turkiye Mendapat Pembaruan
- Kereta Api Populer Eastern Express di Turkiye akan Melayani 60 Perjalanan Musim Dingin
- Hadiri KTT D-8, Presiden Prabowo Tegas Serukan Persatuan Negara Muslim
- Warga Ilegal Israel Membakar Masjid di Tepi Barat, Gaza
- Mahkamah Internasional meminta Tegaskan Kewajiban Israel terhadap Misi Kemanusiaan PBB di Gaza
- Pakar Hukum Spanyol Ramai-ramai Bikin Petisi Desak Embargo Senjata Terhadap Israel
- Pastikan Kelancaran Saat Libur Nataru, Wapres Gibran Tinjau Proyek Stasiun KCIC Karawang
BRICS Gandeng 13 Negara Mitra Baru
Indonesia termasuk salah satu Mitra Baru BRICS
Jakarta - Dalam langkah bersejarah, aliansi BRICS telah menambahkan 13 negara baru, termasuk Indonesia sebagai negara mitra, yang selanjutnya memperluas pengaruh dan jangkauan globalnya.
Dilansir media Bernama, Kamis (24/10/2024), pengumuman tersebut dibuat selama KTT BRICS yang sedang berlangsung di Kazan, Rusia pada Kamis (24/10).
Di bawah kepemimpinan Rusia, BRICS+ telah menarik lebih dari 30 negara di seluruh dunia. Mereka melihat dengan minat yang sangat potensial yang akan meningkatkan posisi geopolitiknya dan memperluas pengaruh ekonominya, utamanya di pasar non-barat di Asia-Pasifik, Afrika, dan Amerika Latin.
Baca Lainnya :
- BNN Musnahkan Barang Bukti Narkotika Ke-9, Selamatkan 1,1 Juta Jiwa Anak Bangsa0
- Kolaborasi BNN-Stakeholder Berhasil Ungkap Sindikat Internasional Golden Triangle dan Golden Peacock0
- 1270 Personel Gabungan Amankan Demo Buruh 0
- Detik-detik Kelompok Teroris Serang Perusahaan Dirgantara Turki 0
- Erdogan mendapatkan dukungan dari Kepala Nato dalam akun X Mark Rutte0
Yang terpenting, BRICS memanfaatkan posisi geopolitiknya untuk memengaruhi urusan global dan mengejar kebijakan luar negeri yang lebih seimbang dan beragam.
Beberapa ahli mengatakan, Rusia memanfaatkan BRICS untuk tujuan jangka panjangnya dalam memerangi isolasi dan melawan hegemoni barat. Salah satu negara yang dianggap punya potensi besar untuk bergabung adalah Indonesia.
Dilansir media Bernama, Kamis (24/10), pengumuman tersebut dibuat selama KTT BRICS yang sedang berlangsung di Kazan, Rusia pada Kamis (24/10).
Negara-negara yang baru ditambahkan tersebut, meliputi Indonesia, Aljazair, Belarus, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Malaysia, Nigeria, Thailand, Turki, Uganda, Uzbekistan, dan Vietnam. Ke-13 negara itu kini bergabung dengan BRICS sebagai negara mitra, meskipun belum menjadi anggota penuh.
Kemitraan ini membuka pintu bagi kolaborasi yang lebih besar di berbagai bidang seperti perdagangan, investasi, pembangunan infrastruktur, dan penyelarasan politik.
Langkah tersebut dipandang sebagai bagian dari strategi BRICS untuk mendiversifikasi pengaruhnya di luar lima anggota aslinya -- Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan -- dan untuk menciptakan kerangka ekonomi global yang lebih inklusif
Perluasan tersebut juga merupakan respons langsung terhadap meningkatnya kebutuhan akan alternatif bagi lembaga-lembaga yang didominasi Barat seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia.
"Ekspansi ini menandai babak baru bagi BRICS seiring upaya kita untuk terus membangun tatanan global yang lebih inklusif dan representatif," kata Presiden Rusia Vladimir Putin di KTT BRICS tersebut.
Di bawah kepemimpinan Rusia, BRICS+ telah menarik lebih dari 30 negara di seluruh dunia. Mereka melihat dengan minat yang sangat potensial yang akan meningkatkan posisi geopolitiknya dan memperluas pengaruh ekonominya, utamanya di pasar non-barat di Asia-Pasifik, Afrika, dan Amerika Latin.