- Respon KAI Terkait Aktivitas Asusila di Area Jalur Kereta Api
- Presiden Prabowo Umumkan Pemberian THR dan Gaji ke-13 bagi 9,4 Juta Aparatur Negara
- Jadi Buronan, Mantan Presiden Filipina Duterte Akhirnya Ditangkap
- Ilmuan Temukan Bahtera Nabi Nuh di Turkiye
- Erdogan: Turki Tak Akan Biarkan Peta Suriah Diubah
- Turkiye Blokir Israel dalam Keikutsertaan Latihan Militer NATO
- Diawali dengan Dentuman Meriam, Tradisi Unik Berbuka Puasa di Istanbul
- Aktres Film Dewasa asal Jepang, resmi Menjadi Mualaf
- Pemerintah Umumkan Kebijakan THR dan Bonus Hari Raya
- Kisah Penggembala Muslim, Perantau asal Turki kini Miliarder
Erdogan Tegaskan Komitmen Dukung Pemerintahan Baru Suriah

Keterangan Gambar : Presiden Suriah, Al-Sharaa dan Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdogan
Jakarta - Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdogan mengajak dunia internasional Arab dan Islam untuk menyatakan dukungan terhadap Pemerintah Baru Suriah. Pernyataan tersebut ia lontarkan saat konferensi pers dengan Presiden Suriah di Ankara.
Tak hanya itu, Erdogan juga mengatakan, berbagai sanksi yang dilayangkan terhadap Suriah (di dunia internasional) ketika periode pemerintahan Bashaar Assad, akan diringankan dengan bantuan Turkiye.
Baca Lainnya :
- Ibu Negara Suriah dan Ibu Negara Turki Bertemu0
- Negara-negara Arab Kecam Trump Ingin Kuasai Gaza0
- Donald Trump Akan Ambil Alih Gaza 0
- Trump Menghentikan Tarif terhadap Meksiko dan Kanada, tetapi tidak untuk China0
- Malaysia Mulai Penyelidikan atas Insiden Penembakan WNI 0
“Saya yakin hubungan antara pemerintahan Turki dan pemerintahan Suriah akan ditingkatkan terus di masa depan,” kata Erdogan.
Di sisi yang sama, Presiden Suriah, Ahmed Al-Sharaa, mengatakan, hubungan antara Suriah dan Turki telah berjalan sejak lama. Peristiwa revolusi Suriah dan interaksi Turki ikut memerkuat hubungan itu. Rakyat Suriah tidak akan melupakan fakta historis hubungannya dengan Turki.
“Penting untuk meningkatkan hubungan dengan Turki menjadi kemitraan strategis yang meluas dan mencakup ke segala bidang,” terang Al-Sharaa.
Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Suriah, Al-Sharaa mengadakan pertemuan tertutup di kompleks kepresidenan, Ankara pada hari Selasa (4/2) lalu.
Beberapa sumber mengatakan, kedua pihak membahas upaya penyelesaian perjanjian pertahanan bersama, yang mencakup pendirian pangkalan Turkiye di Suriah Tengah dan pelatihan tentara baru Suriah.
Didirikannya pangkalan militer akan membantu Turki untuk memertahankan wilayah Udara Suriah, sebagai antisipasi jika ada serangan yang terjadi.
Dalam konferensi pers bersama setelah pertemuan, Al-Sharaa mengatakan bahwa Turki dan Suriah sedang merencanakan "strategi bersama" untuk mengatasi ancaman keamanan bagi kedua negara.
"Kami membahas ancaman-ancaman yang dapat menghambat persatuan wilayah Suriah, terutama di timur laut Suriah," ujar Al-Sharaa.
Salah satu ancaman bagi Turki adalah keberadaan pasukan pimpinan Kurdi yang didukung oleh Amerika Serikat di wilayah utara Suriah.
Turki memandang milisi Kurdi Suriah, yang merupakan bagian dari Pasukan Demokratik Suriah (SDF), sebagai cabang dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang di Turki.
Mengapa Turki Bantu Suriah?
Pemerintahan baru di Suriah – yang berbatasan dengan Türkiye, sepanjang 900 kilometer – sedang mengatasi tantangan-tantangan di fase transisi. Di antaranya, mereka berupaya mendapatkan kembali kendali penuh atas seluruh wilayah Suriah.
Di dalam upaya menjaga keseimbangan hubungan regional, setelah kunjungannya ke Arab Saudi, Al-Sharaa kini berupaya memanfaatkan hubungan strategis yang telah ia jalin dengan Ankara selama bertahun-tahun.
Kepala Departemen Komunikasi Kepresidenan Turki, Fakhruddin Altun, mengatakan pada platform “X” bahwa pembicaraan antara Erdogan dan Al-Sharaa berfokus pada “langkah-langkah bersama untuk pemulihan ekonomi dan stabilitas keamanan berkelanjutan di Suriah”.
Turki menawarkan bantuan untuk memulihkan Suriah setelah konflik berdarah selama 13 tahun terakhir. Ankara berupaya mendapatkan dukungan Damaskus dalam melawan pasukan Kurdi di Suriah Timur Laut, bagian dari Pasukan Demokratik Suriah (SDF) di bawah kendali AS. Kelompok yang melawan pejuang-pejuang di perbatasan yang didukung Turki.
Turki mengatakan, Unit Perlindungan Rakyat Kurdi, komponen utama Pasukan Demokratik Suriah, ada kaitannya dengan Partai Pekerja Kurdistan, yang telah melancarkan pemberontakan bersenjata melawannya sejak tahun 1980-an. Turki dan negara-negara Barat mengklasifikasikan Partai Pekerja sebagai “organisasi teroris”.
Pasukan Demokratik Suriah (SDF) menguasai sebagian besar wilayah yang kaya akan minyak di Timur Laut Suriah. Tempat mereka secara de facto membentuk pemerintahan mandiri lebih dari satu dekade lalu. Turki mengancam akan melakukan tindakan militer untuk mengusir pasukan Kurdi dari perbatasannya, meski pun ada upaya Amerika di balik kelompok itu.
