- Indonesia Menuju Kemandirian Energi, Presiden Prabowo Resmikan 37 Proyek Strategis Ketenagalistrikan
- Peresmian Perdagangan Karbon Internasional
- Pasca Gencatan Senjata, Hamas Bebaskan Tiga Sandera Pertama
- Masyarakat Gaza Kembali ke Rumah Setelah Gencatan Senjata Tertunda
- Furkan: Suatu Kehormatan Dapat Menjalani Visi bersama TurkIndoCham
- Menghubungkan ASEAN dengan Turki: Visi Strategis TurkAseanCham untuk Perdagangan Regional
- Wisata Mendunia di Kawasan Timur Indonesia
- 10 Negara Terkaya di Tahun 2025, RI di Posisi Berapa ya?
- Pria bule bertemu Suku paling menakutkan di Dunia, suku dari mana?
- TurkIndoCham dan TurkAseanCham: Selamat Atas Pengukuhan Anindya N. Bakrie sebagai Ketua Umum Kadin
Masyarakat Gaza Kembali ke Rumah Setelah Gencatan Senjata Tertunda
Keterangan Gambar : Suasana Gaza pasca Gencatan Senjata (Foto Anadolu)
Jakarta - Israel akhirnya mengumumkan gencatan senjata Gaza mulai berlaku pada Minggu (19/1), sekitar pukul 11.15 waktu setempat atau tiga jam lebih lambat dari jadwal semula. Penundaan ini dipicu oleh perintah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang meminta daftar sandera yang akan dibebaskan sebelum gencatan senjata dimulai.
Selama penundaan tersebut, Israel melakukan serangan yang menewaskan delapan orang di Gaza. Hamas menyebut penundaan terjadi karena alasan teknis dan kompleksitas situasi di lapangan, sementara Israel akhirnya menerima daftar tiga wanita Israel yang akan dibebaskan pada hari itu.
Baca Lainnya :
- Aktris Hollywood, Jamie Lee Curtis: Kebakaran Los Angeles Tampak Seperti Gaza0
- Bintang Hollywood Kehilangan Rumah, Akibat Kebakaran Hutan di Los Angeles0
- Turki Larang Penayangan Film Bertema LGBTQI, Queer0
- Film Venom the Last Dance akan segera tayang 0
Gambar dari lokasi menunjukkan asap membubung di Gaza bahkan setelah gencatan senjata berlaku, mencerminkan ketegangan yang masih tinggi. Korban tewas mencakup tiga orang di wilayah utara dan lima lainnya di Kota Gaza, dengan 25 orang terluka.
Kesepakatan gencatan senjata Gaza ini mencakup pembebasan 33 sandera Israel yang disandera sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Sebagai imbalannya, ratusan tahanan Palestina akan dibebaskan dari penjara Israel. Pada tahap pertama, 737 tahanan Palestina akan dibebaskan, sementara lebih dari 1.890 tahanan lainnya direncanakan untuk pembebasan selanjutnya.
Gencatan senjata Gaza ini diharapkan membuka jalan bagi penghentian perang yang telah berlangsung lebih dari 15 bulan. Agresi Israel telah menyebabkan lebih dari 46.000 orang yang mayoritas warga sipil di Gaza tewas. Serangan ini diklaim sebagai balasan atas serangan Hamas yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di Israel.
Meskipun ada kegembiraan di kalangan masyarakat Palestina, kegembiraan tersebut berganti menjadi keputusasaan ketika permusuhan masih berlanjut selama penundaan. Sejumlah warga yang berusaha pulang ke rumah menghadapi kesulitan akibat situasi yang tidak menentu.
Dalam pidatonya, Netanyahu menyebut gencatan senjata Gaza ini sebagai sementara dan menegaskan bahwa Israel akan melanjutkan serangan jika diperlukan. Namun, mediator seperti Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir optimis bahwa kesepakatan ini dapat menjadi langkah awal menuju perdamaian.
Lebih dari 600 truk bantuan kemanusiaan, termasuk 50 truk bahan bakar, telah disiapkan untuk masuk ke Gaza segera setelah gencatan senjata berlaku. Bantuan ini sangat dibutuhkan untuk mengatasi kondisi darurat di wilayah yang hancur akibat konflik.
Gencatan senjata Gaza memberikan secercah harapan bagi kedua belah pihak, meskipun tantangan besar masih menghadang. Semua pihak kini menanti apakah langkah ini akan menjadi awal dari perdamaian yang lebih permanen atau hanya jeda sementara dalam konflik berkepanjangan.
Kembalinya warga ke rumah yang telah rusak dan hancur bukan hanya sekadar pulang, tapi juga sebagai simbol kemenangan dan ketahanan.
Setelah sempat tertunda akhirnya gencatan senjata dimulai, penduduk yang mengungsi kembali ke rumah mereka di Jalur Gaza.
Masyarakat palestina pulang dengan semangat meskipun rumah mereka hancur menjadi puing akibat serangan selama 470 oleh Israel.
Dikutip dari laporan anadolu, terpantau di berbagai wilayah Gaza, dari Rafah hingga kota-kota di utara Gaza seperti Jabalia, Beit Lahia, dan Beit Hanoun, keluarga-keluarga yang sebelumnya terpaksa mengungsi kini mulai kembali ke rumah mereka yang telah hancur menjadi puing-puing akibat serangan udara Israel.
kendaraan militer yang mundur dari kota-kota utara menjadi simbol kemenangan, setelah mereka gagal menembus pertahanan dan ketahanan warga Gaza.
Selain itu, di Jalur Gaza bagian tengah, keluarga-keluarga kembali ke kamp pengungsi Nuseirat.
Puluhan ribu pengungsi yang terpaksa meninggalkan rumah mereka juga kembali ke Kota Rafah di Selatan.