- Presiden Prabowo Umumkan Pemberian THR dan Gaji ke-13 bagi 9,4 Juta Aparatur Negara
- Jadi Buronan, Mantan Presiden Filipina Duterte Akhirnya Ditangkap
- Ilmuan Temukan Bahtera Nabi Nuh di Turkiye
- Erdogan: Turki Tak Akan Biarkan Peta Suriah Diubah
- Turkiye Blokir Israel dalam Keikutsertaan Latihan Militer NATO
- Diawali dengan Dentuman Meriam, Tradisi Unik Berbuka Puasa di Istanbul
- Aktres Film Dewasa asal Jepang, resmi Menjadi Mualaf
- Pemerintah Umumkan Kebijakan THR dan Bonus Hari Raya
- Kisah Penggembala Muslim, Perantau asal Turki kini Miliarder
- 70 Tahun Indonesia-Viet Nam, Sekjen PKV To Lam Kunjungi Indonesia
Anak dari Mendiang Dono, Aktor Warkop DKI jadi Pakar Nuklir di Swiss

Jakarta - Damar Canggih Wicaksono, putra kedua dari mendiang Dono Warkop, kini meniti karier sebagai ahli nuklir di Swiss. Berbeda dengan sang ayah yang dikenal sebagai pelawak legendaris, Damar justru memilih jalur akademik di bidang teknik nuklir.
Damar Canggih Wicaksono merupakan lulusan S3 di Swiss. Damar menempuh pendidikan Sarjana di Universitas Gadjah Mada (UGM) jurusan teknik nuklir. Ia lulus pada tahun 2009 dengan predikat cum laude.
Baca Lainnya :
- Potret Elif Anak Pedangdut Senior, Blasteran Turki0
- Masyarakat Gaza Kembali ke Rumah Setelah Gencatan Senjata Tertunda0
- Aktris Hollywood, Jamie Lee Curtis: Kebakaran Los Angeles Tampak Seperti Gaza0
- Bintang Hollywood Kehilangan Rumah, Akibat Kebakaran Hutan di Los Angeles0
- Turki Larang Penayangan Film Bertema LGBTQI, Queer0
Lalu setelah itu, pada tahun 2010 Damar melanjutkan kuliah S2 ke École polytechnique fédérale de Lausanne (EPFL) di Swiss, mengambil jurusan teknik nuklir. Damar lulus S2 pada tahun 2012.
Damar kemudian melanjutkan pendidikan S3 di kampus yang sama dan jurusan sama. Anak kedua dari mendiang Dono Warkop itu berhasil menamatkan pendidikan S3 pada tahun 2018.
Sosok Damar yang berprestasi ini seolah menegaskan bahwa kecerdasan dan semangat akademik mengalir dalam darah keluarga. Sang ayah, Dono Warkop, yang lebih dikenal sebagai komedian, ternyata juga memiliki latar belakang akademik yang kuat. Dono bukan sekadar pelawak, tetapi juga seorang dosen yang pernah mengajar di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Indonesia.
Kesuksesan Damar di dunia nuklir menjadi bukti bahwa nilai pendidikan yang diwariskan oleh ayahnya tetap berlanjut. Peribahasa “Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya” tampaknya sangat tepat untuk menggambarkan perjalanan hidup Damar.
