- 2 Orang Tewas dan Puluhan Orang Terluka Dalam Insiden Teror Dipasar Natal, Jerman
- Kitab Merah Turkiye Mendapat Pembaruan
- Kereta Api Populer Eastern Express di Turkiye akan Melayani 60 Perjalanan Musim Dingin
- Hadiri KTT D-8, Presiden Prabowo Tegas Serukan Persatuan Negara Muslim
- Warga Ilegal Israel Membakar Masjid di Tepi Barat, Gaza
- Mahkamah Internasional meminta Tegaskan Kewajiban Israel terhadap Misi Kemanusiaan PBB di Gaza
- Pakar Hukum Spanyol Ramai-ramai Bikin Petisi Desak Embargo Senjata Terhadap Israel
- Pastikan Kelancaran Saat Libur Nataru, Wapres Gibran Tinjau Proyek Stasiun KCIC Karawang
- BMKG Himbau Masyarakat Waspada Terhadap Cuaca Ekstrem Menjelang Perayaan Natal
- Terkait Pembunuhan Jendral Nuklir, Indonesia jadi Sorotan Media Rusia
Anjing Apollo Melejitkan Popularitas Global, Mendongkrak Perekonomian Giza
Keterangan Gambar : Seekor Anjing Liar Duduk Depan Piramida Besar Khoufou (Cheops atau Keops), di Dataran Tinggi Giza, di pinggiran Kairo, Mesir (Foto AFP)
Jakarta - Dibawah terik matahari Mesir, kerumunan orang di Piramida Giza memandangi keajaiban kuno tersebut, namun sebagian lainnya mengincar objek wisata baru.
"Itu dia," kata seorang turis Polandia kepada istrinya saat mereka melihat seekor anjing gagah bertengger di salah satu batu.
Baca Lainnya :
- Dubes Palestina di Inggris Sambut Baik Surat Perintah Pengadilan ICC untuk Penangkapan PM Israel Ben0
- Kepala Luar Negeri Uni Eropa: Perintah ICC Tangkap Netanyahu Bukan Politis dan Harus Dihormati0
- Prancis Komitmen Dukung Penangkapan PM Israel0
- Presiden Prabowo dan PM Starmer Bahas Peningkatan Kerja Sama Indonesia-Inggris0
- Inggris Sambut Baik Indonesia Ingin Gabung OECD0
Mereka sedang berbicara tentang Apollo, seekor anjing liar yang menjadi sensasi dalam semalam bulan lalu setelah difilmkan sedang mendaki Piramida Agung Khafre, salah satu dari tujuh keajaiban dunia.
Rekaman viral, yang diambil oleh penggemar paralayang Amerika, Alex Lang, dan dibagikan secara daring oleh temannya, Marshall Mosher, menunjukkan Apollo dengan berani memanjat monumen setinggi 136 meter (446 kaki), sambil menggonggong pada burung-burung dari puncak.
"Dia bertingkah seperti seorang raja," kata Lang kepada Agence France-Presse (AFP).
Saat berita tentang pendakian berani Apollo menyebar ke seluruh dunia, minat terhadap anjing-anjing yang telah lama menjadikan batu-batu kuno sebagai rumah pun tumbuh.
"Dia sedang memanjat ke sana," kata Arkadiusz Jurys, seorang turis asal Polandia, sambil menjulurkan lehernya untuk mendapatkan pandangan yang lebih baik.
"Ini tidak biasa," imbuhnya, menggambarkan Apollo tengah mengamati kerumunan orang yang mengambil gambar dari atas.
Pengunjung lainnya, Diego Vega dari Argentina, merasakan ikatan khusus dengan anjing-anjing tersebut.
"Berhubungan dengan mereka rasanya seperti berhubungan dengan firaun," katanya, sambil membelai salah satu anggota kawanan Apollo.
Penjualan naik
Ketenaran baru Apollo bahkan telah mengilhami pemandu lokal untuk memasukkan dia dan kawanannya dalam cerita mereka untuk wisatawan.
"Ini Anubis," kata seorang pemandu wisata kepada dua wisatawan Amerika, sambil membandingkan Apollo, yang kini dikenal sebagai "anak anjing piramida," dengan dewa kematian Mesir kuno, yang sering digambarkan sebagai seorang pria berkepala serigala.
"Dia dan kawanannya sekarang menjadi bagian dari percakapan tur kami," kata Sobhi Fakhry, pemandu wisata lainnya.
Bisnis di sekitar dataran tinggi Giza juga mengalami peningkatan.
Umm Basma, seorang wanita berusia 43 tahun yang menjual suvenir di dekat piramida Khafre, melaporkan peningkatan penjualan berkat masuknya wisatawan yang ingin bertemu dengan anjing-anjing piramida.
"Kami selalu melihat anjing-anjing ini memanjat piramida, tetapi kami tidak pernah menyangka mereka akan menjadi berkah bagi kami," katanya.
Seorang penjaga piramida, yang memilih untuk tidak disebutkan namanya, juga mengatakan bahwa beberapa selebriti telah membayar izin untuk memotret anjing mereka sendiri dengan Apollo.
Apollo, seekor anjing Baladi berusia tiga tahun, adalah bagian dari kawanan sekitar delapan anjing yang menjadikan reruntuhan kuno sebagai rumah mereka.
Anjing-anjing tersebut, ras lokal, dikenal karena ketahanan, kecerdasan, dan kemampuannya bertahan hidup di iklim Mesir yang keras.
Ibrahim el-Bendary, salah satu pendiri American Cairo Animal Rescue Foundation, yang memantau anjing piramida, menggambarkan Apollo sebagai "jantan alfa" dalam kawanan tersebut.
"Dia yang paling berani dan kuat dalam kelompoknya," katanya.
Apollo lahir di celah berbatu di dalam piramida Khafre tempat ibunya, Laika, menemukan tempat berlindung. Sayangnya, beberapa saudara Apollo tidak selamat dari ketinggian berbahaya di situs tersebut.
Seorang penjaga yang bersimpati akhirnya memindahkan Laika ke tempat yang lebih aman di mana Apollo sekarang menonjol dengan ekornya yang melengkung khas dan sifatnya yang percaya diri.
Adopsi anjing
Fokus awal Lang dan Marshall adalah anjing pendaki yang berani, tetapi kunjungan mereka menghasilkan hubungan yang lebih dalam dengan anjing-anjing liar Kairo.
Penasaran dengan tantangan yang mereka hadapi, Mosher memutuskan untuk mengadopsi seekor anak anjing dari kawanan itu: Anubi, yang merupakan putri Apollo.
Anubi akan bergabung dengan Marshall di AS setelah dia menerima perawatan khusus yang dibutuhkannya di Mesir agar tumbuh sehat.
Di piramida, kelompok perawatan hewan lokal sekarang bekerja sama dengan pemerintah untuk menyiapkan stasiun makanan dan air bagi hewan-hewan terlantar, serta bagi hewan-hewan lain termasuk unta dan kuda.
Sebuah pusat veteriner permanen akan didirikan di piramida dengan staf yang akan menerima pelatihan perawatan hewan, kata menteri pariwisata Mesir.
Vicki Michelle Brown, salah satu pendiri American Cairo Animal Rescue Foundation, yakin bahwa kisah Apollo dapat membuat perbedaan.
"Ini memberi banyak informasi tentang anjing dan kucing yang ada di sini," kata Brown.
"Saya yakin pendakiannya (Apollo) ke piramida dapat membantu semua anjing di Mesir untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik."
Sumber : Agence France-Presse - AFP