Ditengah Ketegangan dengan Trump, PM Kanada Mencari Dukungan Eropa
Imbas Perang Dagang Trump, Kanada Siap Tinggalkan Jet Tempur Amerika

By Icu Bransky 18 Mar 2025, 17:35:01 WIB International
Ditengah Ketegangan dengan Trump, PM Kanada Mencari Dukungan Eropa

Keterangan Gambar : Presiden Prancis, Emmanuel Macron (kanan) dan Perdana Menteri Kanada, Mark Carney berjabat tangan setelah pernyataan bersama, di Istana Elysee, Paris, Prancis 17 Maret 2025. (Foto Reuters)


Jakarta - Kunjungan kerja pertama Perdana Menteri Kanada, Mark Carney setelah dilantik mencari dukungan Eropa di tengah ketegangan dengan Trump. Beberapa Negara Eropa yang dikunjungi adalah Inggris dan Prancis yang dikunjungi PM Kanada tersebut.  


Dikutip dari laporan Daily Sabah, PM Kanada Carney mengunjungi Paris dan menemui Presiden Prancis, Emmanuel Macron, pada hari Senin (17/03). Tujuan kunjungan tersebut untuk mencari dukungan di tengah serangan yang terus-menerus dari Presiden AS, Donald Trump terhadap kedaulatan dan ekonomi Kanada.

Baca Lainnya :


Seusai pertemuan, Kanada yang mengusulkan konferensi pers tetapi Prancis menolaknya usulan itu. Presiden Prancis, Macron yang tak menanggapi dan memilih menghindari komentar langsung atas kritik kebijakan tarif dagang Trump atas pertanyaan awak media. 


"menekankan dampak buruk tarif, dengan menyatakan, tarif menimbulkan inflasi dan mengganggu integrasi ekonomi kita. Kita harus fokus pada perdagangan yang adil.” ujar Marcon.


Sebelumnya PM, Carney yang dilantik beberapa hari melakukan perjalanan diplomatiknya dengan mengunjungi London, di mana Raja Charles III menyambutnya. Tidak ada konferensi pers bersama yang diharapkan dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer.


Latar belakang perjalanan diplomatik Carney adalah meningkatnya ketegangan dengan Trump, yang telah mengenakan tarif tinggi pada baja dan aluminium Kanada dan sering mengejek otonomi Kanada, dengan mengisyaratkan negara itu bisa menjadi negara bagian AS ke-51.


Baik Macron maupun para pemimpin Inggris tetap berhati-hati dalam pernyataan publik mereka dihadapan awak media untuk tidak memprovokasi Trump saat batas waktu tarif baru tanggal 2 April semakin dekat.


Namun, Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy menyatakan dukungannya terhadap kedaulatan Kanada selama pertemuan G-7 di Quebec minggu lalu dengan menyebut Kanada sebagai “negara berdaulat yang bangga.”


Sementara itu, Kanada tengah mencari alternatif untuk kesepakatan pembelian jet tempur Amerika Serikat (AS). Perdana Menteri Mark Carney mengatakan hal ini dilakukan karena negara tersebut terlalu bergantung pada tetangganya untuk keamanan.


"Jelas bahwa hubungan keamanan kita ... terlalu terfokus pada Amerika Serikat. Kita harus melakukan diversifikasi," katanya kepada wartawan saat berkunjung ke London pada Senin (17/3), seperti dikutip Reuters.


Ia kemudian juga merinci bahwa Kanada telah menelan anggaran pertahanannya untuk senjata Amerika sekitar 80%.


"Mengingat kebutuhan akan nilai uang, mengingat kemungkinan memiliki produksi pesawat alternatif yang substansial di Kanada ... adalah bijaksana dan demi kepentingan Kanada untuk meninjau opsi-opsi tersebut," ungkap Carney.


Carney membuat komentar tersebut beberapa hari setelah memerintahkan peninjauan kontrak senilai US$13,29 miliar untuk 88 jet tempur F-35 dari Lockheed Martin. Kanada terkunci dalam perang dagang dengan AS.


Kementerian pertahanan Kanada mengatakan kontrak tersebut tetap berlaku dan Ottawa telah membuat komitmen hukum berupa dana untuk 16 pesawat F-35 pertama. Carney menegaskan Kanada akan serius mencari tempat lain.


Namun Carney tidak menyebutkan perusahaan-perusahaan tertentu. Saab Swedia, yang kalah dalam kontrak jet tempur dengan Lockheed Martin, telah berjanji untuk merakit pesawatnya di Kanada.


Perusahaan-perusahaan Kanada juga diuntungkan dari hubungan tersebut. CEO Bombardier, Eric Martel mengatakan ia khawatir Washington dapat menargetkan kontrak-kontrak pembuat pesawat itu di AS jika Kanada membatalkan kesepakatan dengan Lockheed Martin.


Presiden AS Donald Trump telah mengenakan tarif pada Kanada dan mempertimbangkan untuk mengubahnya menjadi negara bagian ke-51.


Philippe Lagasse, seorang profesor di Universitas Carleton yang mengkhususkan diri dalam pengadaan, mengatakan membeli 16 F-35 dan kemudian menambahkan jet lain akan mahal.


Kanada, yang ditekan oleh pemerintahan AS berturut-turut untuk meningkatkan anggaran pertahanan, tahun lalu menjanjikan miliaran dolar lagi untuk angkatan bersenjata dan mengatakan pengeluaran militer akan mendekati target NATO pada tahun 2030.


Dalam sebuah pernyataan, Lockheed Martin mengatakan pihaknya menghargai hubungannya dengan Kanada dan merujuk pertanyaan pengadaan kepada pemerintah.




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment