- 2 Orang Tewas dan Puluhan Orang Terluka Dalam Insiden Teror Dipasar Natal, Jerman
- Kitab Merah Turkiye Mendapat Pembaruan
- Kereta Api Populer Eastern Express di Turkiye akan Melayani 60 Perjalanan Musim Dingin
- Hadiri KTT D-8, Presiden Prabowo Tegas Serukan Persatuan Negara Muslim
- Warga Ilegal Israel Membakar Masjid di Tepi Barat, Gaza
- Mahkamah Internasional meminta Tegaskan Kewajiban Israel terhadap Misi Kemanusiaan PBB di Gaza
- Pakar Hukum Spanyol Ramai-ramai Bikin Petisi Desak Embargo Senjata Terhadap Israel
- Pastikan Kelancaran Saat Libur Nataru, Wapres Gibran Tinjau Proyek Stasiun KCIC Karawang
- BMKG Himbau Masyarakat Waspada Terhadap Cuaca Ekstrem Menjelang Perayaan Natal
- Terkait Pembunuhan Jendral Nuklir, Indonesia jadi Sorotan Media Rusia
Dokter Bedah Menyatakan Anak-anak Gaza Terbunuh saat Penembak Jitu Israel Membidik Kepala Mereka
Keterangan Gambar : Foto : Dok. EPA
Jakarta - Seorang dokter bedah Inggris yang bekerja selama sebulan di Gaza mengatakan pada hari Selasa bahwa ia melihat sejumlah anak dengan luka tembak di kepala setelah mereka "sengaja menjadi sasaran" penembak jitu Israel.
"Tidak masalah siapa Anda di Gaza. Jika Anda orang Palestina, Anda adalah sasaran," kata Nizam Mamode dalam sesi Komite Pembangunan Internasional di DPR Inggris mengenai situasi kemanusiaan di Gaza.
Baca Lainnya :
- PBB Memukan Tindakan Israel di Gaza Memenuhi Kriteria Genosida0
- Turki Perkuat Pertahanan Udara Dengan Memboyong 40 Unit Eurofighter Typhoon, Jerman 0
- BRICS Tawarkan Status Negara Mitra kepada Turki0
- Timnas Indonesia vs Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 20260
- Antusias Sambut Prabowo, Ibu-ibu KBRI Peru: Kami Sangat Bangga0
Memberikan bukti dalam kesaksiannya, Mamode, yang bekerja di Rumah Sakit Al-Nasser di Gaza dari pertengahan Agustus hingga pertengahan September, mengatakan bahwa 60% hingga 70% orang yang mereka rawat di Gaza adalah wanita dan anak-anak.
Ditanya mengenai pengalamannya dengan wanita dan anak-anak yang terluka, ia menyebutkan luka di kepala akibat penembak jitu.
"Kami melihat sejumlah anak dengan luka tembak di kepala, satu tembakan di kepala. Tidak ada luka lain. Jadi jelas, mereka sengaja menjadi sasaran penembak jitu Israel, dan ya, itu terjadi hari demi hari," katanya.
Dokter bedah, yang telah bekerja di sejumlah zona konflik berbahaya, menekankan bahwa dia belum pernah melihat sesuatu sebesar apa yang dia lihat di Gaza.
"Saya pernah bekerja di sejumlah zona konflik di berbagai belahan dunia. Saya berada di sana saat genosida Rwanda terjadi. Saya belum pernah melihat sesuatu sebesar ini sebelumnya," katanya.
"Saya tidak pernah berada di daerah konflik di mana bantuan medis dibatasi sedemikian rupa... Tidak mengizinkan masuknya pasokan, mengebom fasilitas perawatan kesehatan, menyerang ambulans, dan membunuh pekerja perawatan kesehatan."
mendalam dan sangat mengerikan."
"Berdasarkan bukti ini, Inggris perlu menanggapi secara serius prospek pelanggaran hukum humaniter internasional yang sangat parah di Gaza," tambahnya.
Mengutip kesaksian Mamode tentang anak-anak yang ditembak oleh pesawat tak berawak, Champion juga mengingat Mamode mengatakan bahwa dia mengetahui lima konvoi lapis baja PBB yang biasa melakukan perjalanan masuk dan keluar Gaza ditembaki oleh pasukan Israel.
"Namun dampak langsung konflik yang menghancurkan terhadap penduduk hanyalah puncak gunung es," katanya.
"Komite akan melakukan semua yang kami bisa untuk menindaklanjuti kesaksian luar biasa Profesor Mamode dan memastikan bahwa pengalamannya didengar dengan lantang dan jelas. Jika para pemimpin belum mendengarkan, mereka seharusnya sudah mendengarkan sekarang," tambahnya.
Israel terus melancarkan serangan dahsyat di Gaza sejak serangan kelompok perlawanan Palestina Hamas pada Oktober 2023, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.
Hampir 43.700 orang telah tewas di Gaza, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 103.000 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan Palestina.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perang mematikannya di Gaza.
Sumber Anadolu