- Potret Keluarga Kecil Melahirkan Seorang CEO
- Masuk daftar Tokoh Paling Berpengaruh, Sinan Yegul Ucapkan Selamat kepada Achmad Rizal Purnama
- Jerman Dukung Pencabutan Sanksi Terhadap Suriah
- Menteri Luar Negeri Turkiye: Iran Hindari Perang Skala Besar dengan Israel
- 2 Orang Tewas dan Puluhan Orang Terluka Dalam Insiden Teror Dipasar Natal, Jerman
- Kitab Merah Turkiye Mendapat Pembaruan
- Kereta Api Populer Eastern Express di Turkiye akan Melayani 60 Perjalanan Musim Dingin
- Hadiri KTT D-8, Presiden Prabowo Tegas Serukan Persatuan Negara Muslim
- Warga Ilegal Israel Membakar Masjid di Tepi Barat, Gaza
- Mahkamah Internasional meminta Tegaskan Kewajiban Israel terhadap Misi Kemanusiaan PBB di Gaza
Jerman Dukung Pencabutan Sanksi Terhadap Suriah
Keterangan Gambar : Kanselir Jerman Olaf Scholz (Foto Anadolu)
Jakarta - Jerman dukung pencabutan sanksi terhadap Suriah jika langkah positif diikuti, Kanselir Jerman Scholz mengatakan Berlin merasa senang dengan sinyal positif dari Damaskus namun menekankan langkah konkret menuju pemerintahan yang inklusif.
Di kutip dari kantor berita Turkiye, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan negara-negara Barat harus segera mencabut sanksi ekonomi terhadap negara Suriah jika pemerintahan baru di Damaskus mengambil langkah konkret menuju proses politik yang inklusif dan menghormati hak-hak semua minoritas.
Baca Lainnya :
- Menteri Luar Negeri Turkiye: Iran Hindari Perang Skala Besar dengan Israel0
- 2 Orang Tewas dan Puluhan Orang Terluka Dalam Insiden Teror Dipasar Natal, Jerman0
- Kitab Merah Turkiye Mendapat Pembaruan0
- Kereta Api Populer Eastern Express di Turkiye akan Melayani 60 Perjalanan Musim Dingin0
- Hadiri KTT D-8, Presiden Prabowo Tegas Serukan Persatuan Negara Muslim0
"Jika para pemimpin baru mau melakukan apa yang kami dengar dari mereka, maka ada kemungkinan nyata bahwa masyarakat multietnis, pluralistik, dan berlandaskan hukum akan muncul," kata Scholz kepada wartawan pada akhir pertemuan puncak Uni Eropa di Brussels, pada Kamis malam.
Dia menggarisbawahi pentingnya pengambilan keputusan tepat waktu oleh negara-negara Barat untuk mendukung proses transisi di Suriah, dengan syarat pemerintahan baru melanjutkan sikap positifnya, dan mengambil langkah-langkah konkret menuju pemerintahan non-sektarian.
"Bagaimanapun, saya mengimbau kepada semua orang untuk tidak berlama-lama dalam hal ini, dan membuat keputusan dengan cepat, tetapi dengan cara yang tertib, penuh pertimbangan, dan setelah memiliki cukup informasi untuk membenarkan keputusan tersebut," sebut Scholz.
"Seperti yang saya katakan, keputusan ini tidak boleh hanya didasarkan pada harapan dan desas-desus," tutur dia.
Pernyataan Scholz disampaikan saat negara-negara Eropa menilai kembali pendekatan mereka terhadap Suriah setelah pasukan anti-rezim menggulingkan Bashar al-Assad dalam serangan selama dua minggu.
Assad, yang memerintah Suriah dengan tangan besi selama hampir 25 tahun, melarikan diri ke Rusia pada 8 Desember setelah kelompok oposisi merebut Damaskus.
Negara-negara Barat memberlakukan sanksi ekonomi yang berat terhadap Suriah setelah tindakan keras rezim Assad terhadap para pengunjuk rasa pada 2011, yang kemudian meningkat menjadi perang saudara yang menghancurkan.
Sanksi tersebut meliputi perdagangan dan perniagaan, larangan impor minyak mentah dan produk minyak bumi dari Suriah, pembekuan aset pemerintah Suriah di luar negeri, dan pembatasan ekspor pada peralatan, barang, dan teknologi tertentu.
Sumber Anadolu