Kenali Psoriasis, Penyakit Autoimun Kulit dan Upaya Mengatasinya

By Icu Bransky 02 Nov 2024, 18:31:56 WIB Health
Kenali Psoriasis, Penyakit Autoimun Kulit dan Upaya Mengatasinya

Keterangan Gambar : Foto: halodoc. Psoriasis adalah penyakit autoimun yang terjadi karena ada peradangan pada kulit. Peradangan kemudian menyebabkan kulit bersisik, menebal, terasa gatal, serta mudah terkelupas.


Jakarta - Psoriasis atau peradangan yang menyebabkan kulit bersisik, menebal, terasa gatal, serta mudah terkelupas telah menjadi kondisi tubuh yang paling dikeluhan oleh banyak orang.

Kondisi itu bisa dialami siapa saja. Bahkan bisa menyerang bayi yang umumnya disebabkan oleh faktor genetik. Peradangan tersebut kerap muncul pada kulit di bagian lulut, punggung bawah, siku, serta kulit kepala. 

Kim Kardashian, pesohor asal AS bahkan di awal tahun lalu sempat mengeluhkan masalah kesehatannya. Melalui akun media sosialnya, Kim membagikan informasi tentang psoriasisnya yang kambuh, utamanya di bagan kulit.

Baca Lainnya :

Kim Kardashian, pesohor asal AS bahkan di awal tahun lalu sempat mengeluhkan masalah kesehatannya. Melalui akun media sosialnya, Kim membagikan informasi tentang psoriasisnya yang kambuh, utamanya di bagan kulit.

Dalam video yang dibagikannya itu, tampak kulit kaki kanan Kim memerah akibat psoriasis. Menurutnya, kondisi tersebut sangat menyakitkan dan membuatnya tidak nyaman dan tidak leluasa bergerak.


“Segila apa psoriasisku saat ini? Ini ada di kaki saya. Aku tak tahu apa yang terjadi. Tapi aku harus memikirkan hal ini. Ini gila,” tulis Kim Kardashian di deskripsi yang menyertai unggahannya waktu itu.


Ia menambahkan, “Tidak bohong, ini menyakitkan! Tidak yakin apa yang jadi pemicunya. Aku belum mengubah pola makan. Aku juga sudah mencoba segalanya. Psoriasis menyebalkan!”

Dokter Inneke Halim dari Bethsaida Hospital menjelaskan psoriasis merupakan penyakit autoimun kronis yang bisa memengaruhi kulit dan dapat berdampak pada organ tubuh lainnya.

Penyakit itu disebabkan oleh peradangan yang mempercepat siklus pertumbuhan sel kulit dari 28-30 hari menjadi 4 hingga 5 hari. Akibatnya terjadi penumpukan sel kulit yang belum terkelupas lalu membentuk bercak merah bersisik.

Sejauh ini, kata Inneke, obat untuk menyembuhkan psoriasis memang belum ditemukan. Hanya saja, gejalanya bisa dikendalikan melalui perawatan yang tepat dan pola hidup sehat.

Faktor genetik dan faktor lingkungan seperti stres, infeksi, cedera kulit, atau penggunaan obat tertentu bisa memicu bahkan memperburuk kondisi tersebut.


Psoriasis merupakan penyakit kulit kronis yang telah dijumpai pada jutaan orang di seluruh dunia. Penyakit tersebut menunjukkan gejala yang bervariasi pada setiap penderitanya.

Sejauh ini, ada beberapa tanda yang sering muncul dan perlu diwaspadai sebagai bagian dari gejala umum yang dialami oleh para penderita psoriasis.


Gejala dan perawatan

Gejala psoriasis yang paling terlihat dan mudah dikenali adalah munculnya bercak merah pada kulit yang tertutup oleh sisik berwarna putih perak.

Adapun area tubuh yang paling sering terkena, di antaranya lutut, siku, kulit kepala, dan punggung bagian bawah. Gejala psoriasis biasanya disertai rasa gatal atau perih, yang akan mengganggu aktivitas sehari-hari para penderitanya.

Selain itu, psoriasis akan menyebabkan penebalan atau perubahan bentuk pada kuku, atau dikenal dengan sebutan psoriasis kuku.


Pada kasus yang lebih serius, penyakit tersebut berkembang menjadi kondisi yang mempengaruhi sendi, dikenal sebagai psoriasis artritis. Kondisi itu ditandai dengan sendi yang kaku lalu bengkak, sehingga membatasi pergerakan dan menimbulkan rasa nyeri.

Tingkat keparahan psoriasis, kata Inneke bervariasi. Mulai dari yang ringan dengan area kecil kulit yang terkena, hingga berat yang memengaruhi area luas dan berdampak signifikan terhadap kualitas hidup penderitanya.

“Psoriasis kini tidak hanya berdampak pada penampilan fisik, namun akan meningkatkan risiko timbulnya penyakit lain, seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung dan hipertensi,” kata Inneke.


Karena itu, psoriasis memerlukan pola pendekatan perawatan bervariasi yang disesuaikan dengan tingkat keparahan dan jenisnya. Para ahli, kata Inneke, merekomendasikan beberapa metode untuk membantu mengelola gejala hingga meningkatkan kualitas hidup penderita psoriasis.

Perawatan topikal merupakan langkah awal yang umum dilakukan. Caranya dengan mengoleskan krim atau salep seperti kortikosteroid, retinoid, analog vitamin D, dan tar batubara. Metode ini bertujuan untuk meredakan peradangan, termasuk mengurangi kemerahan pada kulit.

Selain itu, fototerapi menjadi pilihan paling efektif bagi beberapa pasien. Terapi tersebut melibatkan penggunaan sinar ultraviolet (UV) dengan tujuan ntuk mengurangi luas peradangan dan memperlambat produksi sel kulit yang berlebihan.

Untuk kasus psoriasis yang tingkat keparahan tinggi, dokter akan merekomendasikan sejumlah obat sistemik. Jenis obat itu bisa berupa oral atau injeksi, seperti siklosporin, methotrexate, dan retinoid, yang memang dirancang untuk mengendalikan kondisi secara lebih mendalam.

Dengan berbagai pilihan perawatan yang tersedia, penting bagi penderita psoriasis untuk selalu berkonsultasi dengan dokter. Hal itu untuk menentukan langkah terbaik sesuai dengan kondisi pasien.

Pengobatan biologik kini menjadi terobosan terbaru dalam perawatan psoriasis. Caranya dengan fokus pada tareget bagian spesifik dari sistem kekebalan tubuh yang berperan dalam proses peradangan.


“Psoriasis sering kali disalahpahami sebagai masalah kulit biasa, padahal ini adalah gangguan sistem imun yang kompleks,” kata Inneke.


Dia menambahkan, “Meskipun psoriasis tidak bisa sembuh total, gejalanya dapat dikendalikan dengan perawatan yang tepat. Termasuk melalui penggunaan terapi biologik terbaru.”

Penggunaan obat-obatan seperti Secukinumab, yang berfungsi sebagai protein akan pengatur peradangan. Obat tersebut terbukti efektif dalam mengurangi plak psoriasis dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Selain itu, ada Ixekizumab yang bisa menjadi pilihan bagi penderita psoriasis plak sedang hingga berat. Juga ada Guselkumab yang telah menunjukkan hasil cukup baik dengan efek samping minimal, yang biasanya diberikan melalui suntikan berkala.

Berikutnya, Ustekinumab yang telah memberikan harapan baru bagi penderita, dengan tingkat keberhasilan tinggi dalam mengurangi gejala psoriasis.

Kendati begitu, terang Inneke, pengobatan medis saja tidak cukup. Perubahan gaya hidup ternyata berperan penting dalam manajemen psoriasis sehingga mengurangi risiko penyakit metabolik.

Hal lainnya adalah melakukan diet sehat, berolahraga secara teratur, termasuk mengelola stres. Semua upaya itu menjadi solusi yang disarankan, di samping tentunya menghindari rokok dan alkohol.

Selanjutnya, jika mengalami gejala seperti bercak merah bersisik atau nyeri sendi, Inneke menyarankan agar penderita Psoriasis segera berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit dan kelamin.


“Deteksi dini dan penanganan yang tepat akan membantu mengontrol gejala serta meningkatkan kualitas hidup secara signifikan,” tandasnyaa 







Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment