Mentrian Perindustrian Respon Pabrikan asal Jepang Berhenti Beroperasi

By Icu Bransky 27 Feb 2025, 19:26:37 WIB Economy
Mentrian Perindustrian Respon Pabrikan asal Jepang Berhenti Beroperasi

Keterangan Gambar : Menteri Perindustrian Agus Gumiwang


Jakarta - Kementerian Perindustrian terus berupaya meningkatkan daya saing industri kecil dan menengah (IKM) sektor otomotif melalui program percepatan transformasi digital. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah kolaborasi dengan Japan International Cooperation Agency (JICA).


Upaya tersebut direalisasikan melalui kegiatan “Kick Off Match Making between Small and Medium Automotive Industry and System Integrator in the Framework of Cooperation between Directorate General of Small, Medium, and Multifarious Industry and Japan International Cooperation Agency (JICA)” di Gedung Kemenperin, Jakarta pada 25 Februari 2025.

Baca Lainnya :


Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Reni Yanita memberikan apresiasi kepada pemerintah Jepang melalui JICA atas komitmennya untuk mendukung pengembangan industri otomotif Indonesia. “Kami mengapresiasi Pemerintah Jepang melalui JICA atas dukungannya dalam peningkatan kualitas dan produktivitas IKM untuk lebih berdaya saing, unggul dan inovatif,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (27/2).


JICA merupakan lembaga pemerintah Jepang yang bertanggung jawab atas kerja sama pembangunan internasional. Sebagai bagian dari kebijakan bantuan luar negeri Jepang dan bentuk sinergi dengan Kemenperin, JICA berperan dalam berbagai inisiatif, termasuk pengembangan industri manufaktur, digitalisasi, serta peningkatan daya saing IKM.


Reni menjelaskan, kegiatan Kick Off Match Making merupakan bagian dari proyek kerja sama teknis “Automotive Industry Development” yang dilaksanakan JICA dengan Kemenperin melalui Ditjen IKMA, yang bertujuan mempertemukan IKM komponen otomotif (supplier) yang merupakan tier 2 atau tier 3 APM dengan System Integrator (SIers) atau Tech Startup dalam upaya meningkatkan efisiensi dan produktivitas industri otomotif nasional di era industri 4.0.


Sementara itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, merespon terkait pabrik berlabel garpu tala, Yamaha yang berhenti beroperasi dan berdampak pada ribuan pekerja terancam kehilangan pekerjaan. ini menjadi perhatian di tengah klaim pemerintah bahwa industri manufaktur masih menunjukkan pertumbuhan positif.


Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita mengakui adanya gelombang PHK, meski indikator ekonomi seperti IKI dan PMI menunjukkan tren ekspansi.


"Kasus PHK ini harus dipelajari lebih dalam. Meskipun ada perusahaan yang tutup, investasi di sektor manufaktur masih cukup besar dengan pertumbuhan di atas 4 persen," ujar Agus.


Namun, ia menegaskan bahwa tanggung jawab terhadap isu PHK tidak hanya berada di Kementerian Perindustrian dan Kementerian Ketenagakerjaan, tetapi juga terkait kebijakan insentif dan regulasi perdagangan.


Adapun Presiden Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Riden Hatam Aziz mengungkapkan bahwa pabrik yang akan tutup adalah PT Yamaha Music Product Asia di Bekasi dan PT Yamaha Indonesia di Pulogadung, Jakarta, yang memproduksi alat musik seperti piano.

Penutupan pabrik ini memunculkan kekhawatiran terkait kondisi industri dan tenaga kerja di Indonesia. Pemerintah diharapkan segera mengambil langkah untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan.





Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment