- 2 Orang Tewas dan Puluhan Orang Terluka Dalam Insiden Teror Dipasar Natal, Jerman
- Kitab Merah Turkiye Mendapat Pembaruan
- Kereta Api Populer Eastern Express di Turkiye akan Melayani 60 Perjalanan Musim Dingin
- Hadiri KTT D-8, Presiden Prabowo Tegas Serukan Persatuan Negara Muslim
- Warga Ilegal Israel Membakar Masjid di Tepi Barat, Gaza
- Mahkamah Internasional meminta Tegaskan Kewajiban Israel terhadap Misi Kemanusiaan PBB di Gaza
- Pakar Hukum Spanyol Ramai-ramai Bikin Petisi Desak Embargo Senjata Terhadap Israel
- Pastikan Kelancaran Saat Libur Nataru, Wapres Gibran Tinjau Proyek Stasiun KCIC Karawang
- BMKG Himbau Masyarakat Waspada Terhadap Cuaca Ekstrem Menjelang Perayaan Natal
- Terkait Pembunuhan Jendral Nuklir, Indonesia jadi Sorotan Media Rusia
Misteri Prasasti Kuno 2.600 Tahun di Turki Akhirnya Terpecahkan
Keterangan Gambar : Monumen dengan prasasti kuno tersebut dikenal dengan nama Arslan Kaya (juga dieja Aslan Kaya), yang berarti "batu singa" dalam bahasa Turki. (daphnusia via Alamy Stock Photo)
Jakarta -Sebuah prasasti berusia 2.600 tahun di Turki akhirnya berhasil diuraikan, mengungkap nama "Materan," dewi dari peradaban Phrygia. Prasasti ini ditemukan pada monumen yang dikenal sebagai Arslan Kaya (Batu Singa), dihiasi ukiran singa dan sfinks. Materan, yang dikenal sebagai "Ibu Dewi" oleh bangsa Phrygia, juga dihormati oleh bangsa Yunani sebagai "Ibu Para Dewa" dan oleh bangsa Romawi sebagai "Magna Mater." Penemuan ini memberikan wawasan baru tentang keyakinan spiritual masyarakat kuno di wilayah tersebut.
Prasasti yang rusak berat akibat cuaca dan penjarahan ini telah menjadi bahan perdebatan sejak abad ke-19. Profesor Mark Munn dari Pennsylvania State University memecahkan teka-teki ini dengan menganalisis foto-foto terbaru dan catatan lama. Penelitian ini dilakukan dalam kondisi pencahayaan yang optimal, khususnya pada pagi hari tanggal 25 April 2024, ketika ukiran menjadi lebih terlihat. Metode ini mengonfirmasi bahwa prasasti tersebut berasal dari pertengahan abad keenam SM, saat wilayah itu berada di bawah kekuasaan Kerajaan Lydia.
Baca Lainnya :
- Direktur Utama TurkAseanCham Fauzan Zaman Hadir di Rapimnas Kadin 20240
- Kadin Indonesia Berkomitmen Mendukung Pemerintah dalam Pertumbuhan Ekonomi 8% 0
- Kata Otoritas Lokal, Lebih dari 1.000 Dokter dan Perawat di Gaza Tewas Akibat Serangan Israel0
- Israel Kembali Serang RS Indonesia di Gaza dengan 26 Tank dan Drone0
- Turki Menangkap Tiga Tersangka Pembunuhan Rabbi Israel0
Materan, yang diukir pada monumen, diduga merupakan bagian dari prasasti yang lebih besar. Ukiran ini kemungkinan menjelaskan siapa yang memerintahkan pembuatan monumen dan menceritakan peran Materan dalam kepercayaan masyarakat saat itu. Bukti ini memperkuat pengaruh Materan di wilayah tersebut, mencerminkan keyakinan spiritual yang meluas di dunia kuno.
Namun, tidak semua pakar melihat penemuan ini sebagai terobosan baru. Rostyslav Oreshko, peneliti inskripsi Phrygia, mengatakan bahwa interpretasi nama Materan sebenarnya sudah diusulkan sejak abad ke-19. Menurutnya, penelitian Munn lebih pada mengonfirmasi bacaan lama daripada memberikan pandangan baru. Meski begitu, hasil ini tetap penting karena memberikan validasi ilmiah terhadap hipotesis sebelumnya.
Prasasti ini adalah saksi bisu perjalanan peradaban kuno di Turki, menunjukkan betapa mendalamnya hubungan manusia dengan dewa dan spiritualitas. Penemuan ini menjadi langkah maju dalam memahami sejarah spiritual dunia kuno, sekaligus menunjukkan bagaimana teknologi modern membantu memecahkan teka-teki yang telah ada selama berabad-abad.
Sumber: live science, archaeology.org