- 2 Orang Tewas dan Puluhan Orang Terluka Dalam Insiden Teror Dipasar Natal, Jerman
- Kitab Merah Turkiye Mendapat Pembaruan
- Kereta Api Populer Eastern Express di Turkiye akan Melayani 60 Perjalanan Musim Dingin
- Hadiri KTT D-8, Presiden Prabowo Tegas Serukan Persatuan Negara Muslim
- Warga Ilegal Israel Membakar Masjid di Tepi Barat, Gaza
- Mahkamah Internasional meminta Tegaskan Kewajiban Israel terhadap Misi Kemanusiaan PBB di Gaza
- Pakar Hukum Spanyol Ramai-ramai Bikin Petisi Desak Embargo Senjata Terhadap Israel
- Pastikan Kelancaran Saat Libur Nataru, Wapres Gibran Tinjau Proyek Stasiun KCIC Karawang
- BMKG Himbau Masyarakat Waspada Terhadap Cuaca Ekstrem Menjelang Perayaan Natal
- Terkait Pembunuhan Jendral Nuklir, Indonesia jadi Sorotan Media Rusia
Turki Menangkap Tiga Tersangka Pembunuhan Rabbi Israel
Jakarta - Pihak berwenang Turki menangkap tiga tersangka asal Uzbekistan terkait pembunuhan Rabbi Zvi Kogan di Uni Emirat Arab (UEA) saat mereka meninggalkan bandara di Istanbul, pada Rabu 27 November 2024.
Penangkapan ini menyoroti sifat lintas negara dari serangan tersebut, yang hingga kini belum diketahui motifnya.
Baca Lainnya :
- KBRI Ankara Lantik Dua Konsul Kehormatan Baru di Antalya dan Hatay0
- Industri Peralatan Listrik dan Alat Energi RI Siap Penetrasi ke Pasar Timur Tengah0
- Dorong Ekspor Produk Industri Halal, Indonesia Unjuk Gigi di Halal Expo Turki 20240
- Presiden Erdogan, Turki Siap Bantu Menjadi Eksekutor untuk Gencatan Senjata di Gaza0
- Joe Biden Umumkan Gencatan Senjata di Gaza dengan Turki, Qatar, dan Mesir0
Rabbi Zvi Kogan, seorang warga negara ganda Israel-Moldova berusia 28 tahun, sebelumnya dilaporkan hilang sejak 21 November. Kogan adalah seorang rabbi ultra-Ortodoks yang mengelola toko makanan kosher di Dubai, lokasi yang menjadi daya tarik bagi warga Israel sejak penandatanganan Abraham Accords pada tahun 2020.
Menurut laporan dari surat kabar Hürriyet dan Sabah, kepolisian Istanbul dan Organisasi Intelijen Nasional Turki (MIT) melacak penerbangan yang membawa ketiga tersangka ke Istanbul.
Setelah mereka meninggalkan bandara menggunakan taksi, pihak berwenang langsung melakukan penangkapan. Ketiganya segera diekstradisi ke UEA untuk proses hukum lebih lanjut.
Kementerian Luar Negeri UEA pada Selasa malam menyampaikan apresiasi kepada Turki atas kerjasamanya dalam menangkap pelaku, meskipun tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Hubungan Diplomatik dan Spekulasi Motif
Penangkapan ini terjadi di tengah hubungan diplomatik antara UEA dan Turki yang telah membaik dalam beberapa tahun terakhir setelah sempat tegang pasca Arab Spring 2011. Turki juga meningkatkan partisipasi di UEA, termasuk melalui pidato Emine Erdogan, ibu negara Turki, dalam Forum Perempuan Global di Dubai, Selasa lalu.
Sementara itu, pemerintah Uzbekistan untuk pertama kalinya mengomentari kasus ini melalui pernyataan resmi. Dalam pertemuan antara menteri luar negeri Uzbekistan dan duta besar Israel, mereka menegaskan kerja sama penuh dengan Israel dan UEA dalam penyelidikan pembunuhan ini.
"Rakyat Uzbekistan selalu memiliki sikap bersahabat terhadap semua perwakilan agama dan latar belakang. Uzbekistan tidak pernah mentoleransi, dan tidak akan pernah mentoleransi nasionalisme dalam bentuk apa pun," bunyi pernyataan tersebut, dikutip dari ABC News, Rabu 27 November 2024.
Walaupun motif pembunuhan belum jelas, beberapa pihak mencurigai adanya keterlibatan Iran, yang dikenal menggunakan jaringan kriminal untuk menyerang musuh-musuhnya. Namun, Kedutaan Besar Iran di Abu Dhabi telah membantah tuduhan tersebut, meskipun pejabat Barat percaya Iran memiliki operasi intelijen aktif di UEA.
Tensi Regional
Pembunuhan ini terjadi di tengah ketegangan yang meningkat di Timur Tengah setelah serangan Hamas ke wilayah selatan Israel pada 7 Oktober 2023. Israel yang merespons dengan ofensif besar-besaran di Gaza dan invasi ke Lebanon telah memicu kemarahan banyak pihak, termasuk warga Emirat dan komunitas Arab di UEA.
Walaupun tidak langsung menuduh Iran, pejabat Israel termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut pembunuhan Rabbi Kogan sebagai bagian dari apa yang mereka sebut "poros kejahatan," istilah yang biasa digunakan Israel untuk merujuk pada Iran dan sekutunya.