Terkait Pembunuhan Jendral Nuklir, Indonesia jadi Sorotan Media Rusia

By Icu Bransky 20 Des 2024, 16:51:15 WIB International
Terkait Pembunuhan Jendral Nuklir, Indonesia jadi Sorotan Media Rusia

Keterangan Gambar : Jenderal Igor Kirillov (RT RIA Novosti)


Jakarta - RT, Media asing asal Rusia, mendadak menyoroti Indonesia terkait pembunuhan Jenderal Nuklir Pemerintahan Presiden, Vladimir Putin, Igor Kirillov. Letnan Jenderal yang menjabat sebagai Kepala Pasukan Pertahanan Radiologi, Kimia, dan Biologi itu sebelumnya tewas terbunuh bersama ajudannya dalam sebuah ledakan di ibu kota Moskow, Selasa lalu.


Ini terkait dari tuduhan Kirillov ke Amerika Serikat, di mana Washington diklaim melakukan penelitian biologi rahasia dengan kedok bantuan kemanusiaan dan kerja sama militer ke sejumlah negara. 

Baca Lainnya :


Terkait tewasnya Kirillov, Dinas Keamanan Ukraina (SBU) dilaporkan telah mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan Jendral tersebut. 


"Pembunuhan Letnan Jenderal Rusia Igor Kirillov, kepala Pasukan Pertahanan Radiologi, Kimia, dan Biologi negara tersebut, telah menarik perhatian baru terhadap penyelidikannya terhadap program penelitian biologi rahasia AS, termasuk dugaan kegiatan di Indonesia," Pada laman website RT yang mengutip media lokal RI, pada jumat (20/12). 


"Selama masa jabatannya, Kirillov berulang kali menyoroti dugaan laboratorium biologi AS yang beroperasi secara global, dengan fokus pada Ukraina, tetapi juga menunjuk ke fasilitas di Asia Tenggara, termasuk laboratorium NAMRU-2 milik Angkatan Laut AS yang kini telah ditutup di Jakarta," tambahnya.


"Dalam laporannya pada tahun 2022, ia mengklaim laboratorium tersebut melakukan penelitian biologi tanpa izin hingga ditutup pada tahun 2010 setelah Kementerian Kesehatan Indonesia menetapkannya sebagai 'ancaman terhadap kedaulatan nasional'," muat laman itu lagi.


"Dalam laporannya pada tahun 2022, ia mengklaim laboratorium tersebut melakukan penelitian biologi tanpa izin hingga ditutup pada tahun 2010 setelah Kementerian Kesehatan Indonesia menetapkannya sebagai 'ancaman terhadap kedaulatan nasional'," muat laman itu lagi.


Laman itu pun menyebut bagaimana pejabat kesehatan setempat melaporkan bahwa tim Amerika telah mencari sampel virus demam berdarah dari nyamuk lokal. Ini pun, muatnya, diduga melanggar peraturan Indonesia.


"Mantan Menteri Kesehatan Indonesia Siti Fadilah Supari, yang memimpin upaya penutupan NAMRU-2, sebelumnya menggambarkan operasi laboratorium selama puluhan tahun itu sebagai "tidak efektif" dan berpotensi berbahaya," ujar RT lagi.


"Dalam wawancara tahun 2022 dengan Kepala Biro RT Indonesia Denis Bolotsky, ia mencatat bahwa meskipun dinyatakan fokus pada penelitian malaria dan tuberkulosis, kontribusi NAMRU-2 tidak signifikan," tulis RT.


"Perlawanan Supari dilaporkan menyebabkan ketegangan dengan Washington. Kabel diplomatik AS yang bocor yang dipublikasikan oleh WikiLeaks pada tahun 2010 mengungkapkan beberapa pertemuan tingkat tinggi di mana pejabat AS membahas strategi untuk "mengelola" Supari dan menekannya agar mengizinkan laboratorium untuk melanjutkan operasi," tutup lama itu.





Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment