- 2 Orang Tewas dan Puluhan Orang Terluka Dalam Insiden Teror Dipasar Natal, Jerman
- Kitab Merah Turkiye Mendapat Pembaruan
- Kereta Api Populer Eastern Express di Turkiye akan Melayani 60 Perjalanan Musim Dingin
- Hadiri KTT D-8, Presiden Prabowo Tegas Serukan Persatuan Negara Muslim
- Warga Ilegal Israel Membakar Masjid di Tepi Barat, Gaza
- Mahkamah Internasional meminta Tegaskan Kewajiban Israel terhadap Misi Kemanusiaan PBB di Gaza
- Pakar Hukum Spanyol Ramai-ramai Bikin Petisi Desak Embargo Senjata Terhadap Israel
- Pastikan Kelancaran Saat Libur Nataru, Wapres Gibran Tinjau Proyek Stasiun KCIC Karawang
- BMKG Himbau Masyarakat Waspada Terhadap Cuaca Ekstrem Menjelang Perayaan Natal
- Terkait Pembunuhan Jendral Nuklir, Indonesia jadi Sorotan Media Rusia
Turki: Kebutuhan Rakyat Suriah Harus Terpenuhi
Keterangan Gambar : Ilustrasi. Tentara Turki bagikan bantuan kepada warga sipil di Suriah (Foto Anadolu)
Jakarta - Turki nyatakan siap bantu kebutuhan Suriah dampak perang saudara selama 13 tahun dan memulai kembali pembangunan pasca tumbangnya Rezim Assad. Pernyataan tersebut diucapkan oleh Menteri Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan menekankan kepentingan untuk segera memenuhi kebutuhan rakyat Suriah, termasuk agar para pengungsi bisa kembali, pembangunan kembali institusi, serta pemulihan layanan-layanan dasar bagi masyarakat.
“Kebutuhan mendesak rakyat Suriah tidak bisa lagi ditunda karena kita harus memulangkan semua pengungsi ke Suriah,” kata Fidan dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera yang disiarkan pada Rabu (18/12).
Baca Lainnya :
- Bertemu PM Pakistan, Presiden Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan0
- Presiden Prabowo dan Presiden El-Sisi Bahas Penguatan Kerja Sama Bilateral 0
- Bandara Damaskus Berangkatkan Penerbangan Pertama Setelah Assad Jatuh0
- Anadolu Dokumentasikan Kuburan Massal yang Ditemukan di Damaskus, Suriah0
- Presiden Filipina Ferdinand Bongbong Berterima kasih Kepada Indonesia0
Layanan dasar seperti kesehatan, transportasi, makanan, pendidikan, komunikasi, ujarnya, harus diberikan kepada rakyat, agar mereka dapat merasakan kehidupan normal sebenarnya
Fidan menanggapi klaim tentang peran Turki dalam perubahan rezim di Suriah. Ia merujuk pada komentar Presiden terpilih AS, Donald Trump, yang menyebut peran Turki itu sebagai pengambilalihan yang agresif.
"Saya pikir pertama-tama, izinkan saya mengatakan ini: Kami tidak akan menyebutnya sebagai pengambilalihan karena akan menjadi kesalahan besar untuk menyajikan apa yang terjadi di Suriah," kata Fidan.
"Bagi rakyat Suriah, ini bukanlah pengambilalihan. Saya pikir jika ada pengambilalihan, itu adalah kehendak rakyat Suriah yang sekarang menguasai,” katanya menegaskan.
Menlu Turki tersebut, dengan mengacu pada pengalamannya sebagai mantan kepala intelijen Turki, menekankan pemantauan ketat negaranya terhadap perkembangan di Idlib dan daerah-daerah sekitarnya di Suriah.
“HTS (Hayat Tahrir al-Sham) telah mengambil langkah besar dalam memisahkan diri dari Al Qaida, Daesh/ISIS, dan elemen radikal lainnya,” katanya, saat merujuk pada pergeseran dalam koalisi.
Menyangkut masa depan Suriah, Fidan menyoroti dukungan Ankara bagi oposisi yang bersatu dan inklusif untuk menstabilkan negara tersebut.
“Kami sedang melakukan upaya konstruktif agar semua kelompok oposisi bersatu dan membentuk pemerintahan yang bersatu,” ujarnya.
Ia juga menekankan kebutuhan mendesak untuk membangun kembali institusi serta menangani kebutuhan dasar rakyat Suriah.
Fidan menegaskan kembali tujuan utama Turki di Suriah, yaitu mencegah migrasi massal dan memerangi terorisme.
Meskipun menyatakan optimisme terhadap kemajuan terkini, Menlu Turki menekankan perlunya kerja sama yang berkelanjutan antara pihak-pihak regional dan internasional.
“Langkah-langkah yang tepat sedang diambil, tetapi kita membutuhkan waktu untuk melihat bagaimana ini berkembang,” ujarnya.
Pernyataannya itu mencerminkan visi Turki untuk Suriah yang stabil dan menunjukkan upaya yang lebih luas untuk mendorong kolaborasi di kawasan selama periode transisi.
Seperti diketahui, bahwa Kekuasaan selama 61 tahun Partai Baath di Suriah akhirnya tumbang pada Minggu (8/12), setelah rezim Assad jatuh ke tangan kelompok oposisi.
Dilansir dari Anadolu, jalan menuju runtuhnya rezim Assad, berawal dari bentrokan pada 27 November hingga 7 Desember antar dua kelompok yakni, kelompok rezim Assad dengan kelompok oposisi.
Sumber Anadolu dan Al Jazeera