- 2 Orang Tewas dan Puluhan Orang Terluka Dalam Insiden Teror Dipasar Natal, Jerman
- Kitab Merah Turkiye Mendapat Pembaruan
- Kereta Api Populer Eastern Express di Turkiye akan Melayani 60 Perjalanan Musim Dingin
- Hadiri KTT D-8, Presiden Prabowo Tegas Serukan Persatuan Negara Muslim
- Warga Ilegal Israel Membakar Masjid di Tepi Barat, Gaza
- Mahkamah Internasional meminta Tegaskan Kewajiban Israel terhadap Misi Kemanusiaan PBB di Gaza
- Pakar Hukum Spanyol Ramai-ramai Bikin Petisi Desak Embargo Senjata Terhadap Israel
- Pastikan Kelancaran Saat Libur Nataru, Wapres Gibran Tinjau Proyek Stasiun KCIC Karawang
- BMKG Himbau Masyarakat Waspada Terhadap Cuaca Ekstrem Menjelang Perayaan Natal
- Terkait Pembunuhan Jendral Nuklir, Indonesia jadi Sorotan Media Rusia
Anadolu Dokumentasikan Kuburan Massal yang Ditemukan di Damaskus, Suriah
Keterangan Gambar : Foto drone, Penemuan kuburan massal di wilayah Hussainia, Damaskus. (Foto Anadolu)
Jakarta - Ratusan mayat diduga dikubur di kuburan massal di belakang Bandara Damaskus di distrik Husayniyya. Anadolu mengambil gambar dari are-area di distrik Husayniyya di ibu kota Suriah, Damaskus, yang diklaim sebagai kuburan massal.
Penemuan itu dilakukan selama upaya pencarian dan investigasi di seluruh Suriah setelah jatuhnya rezim Bashar al-Assad.
Baca Lainnya :
- Presiden Filipina Ferdinand Bongbong Berterima kasih Kepada Indonesia0
- Presiden Prabowo Tiba di Mesir untuk Hadiri KTT D-80
- Gempa M 7,3 Hantam Vanuatu, Ibu Kota Hancur0
- Trump Puji Kecerdasan Erdogan 0
- Bertolak ke Mesir, Presiden Prabowo akan Kunjungan Kenegaraan hingga Hadiri KTT D-80
Kuburan massal tersebut terletak di bagian tenggara ibu kota, tepat di belakang Bandara Damaskus.
Diduga lebih dari 100 lubang, masing-masing sedalam sekitar 20 meter, digunakan sebagai kuburan, dengan mayat-mayat dikubur saling tertumpuk.
Penemuan kuburan massal
Eymen Halil, penjaga kuburan di Husayniyya, berbagi cerita tentang kuburan massal tersebut kepada Anadolu.
Setelah bekerja di daerah tersebut sejak 2005, Halil menyaksikan sendiri berbagai peristiwa seputar terbentuknya kuburan tersebut.
"Suatu hari, ada kendaraan besar datang. Begitu pintu dibuka, bau busuk tercium. Saya hampir muntah dan saya mundur karena tidak tahan," kenangnya.
Halil berkesimpulan bahwa orang-orang yang tiba di lokasi itu adalah pasukan rezim Bashar al-Assad.
Dia menceritakan dirinya dipanggil ke lokasi tersebut, tetapi dia menolak karena teman-temannya yang pergi tidak pernah kembali.
Dia menyebut pasukan membawa sekitar 150 jenazah setiap kali datang.
"Mereka menggali lubang, membawa jenazah, membuangnya di sana, lalu pergi. Mereka awalnya datang pada siang hari, kemudian mereka mulai datang pada malam hari," kata dia.
"Mereka mengubur mayat sekali atau dua kali seminggu. Ketika truk atau ekskavator tiba, jelas mereka ada di sana untuk mengubur seseorang."
Penjaga itu menekankan bahwa ratusan orang dimakamkan di pemakaman ini.
Meskipun Halil tidak mengenal secara pribadi orang-orang yang menguburkan jenazah tersebut, dia melanjutkan, "Kami berdoa kepada Allah agar orang-orang ini dapat ditemukan. Kami tahu pasti bahwa tempat ini dipenuhi dengan orang mati."
Mazhar Arakusi mencari jasad saudaranya di kuburan massal
Mazhar Arakusi, seorang penduduk Damaskus, berbicara kepada Anadolu tentang pencariannya terhadap jasad saudaranya di kuburan massal.
Arakusi memiliki empat saudara lelaki dan mengenang, "Pada malam 3 Januari 2014, mereka [tentara] datang ke rumah kami dan membawa kami pergi."
Dia menceritakan bagaimana dia ditahan di penjara untuk waktu yang lama dan disiksa selama lima bulan.
"Empat dari kami masuk, tiga dari kami keluar. Kakak laki-laki saya meninggal karena penyiksaan. Kami juga mengalami banyak penyiksaan, dan kami menyerahkannya kepada Allah," kata Arakusi.
"Kami mendengar bahwa kuburan massal telah ditemukan di sini. Kami datang ke sini dengan harapan menemukan jasad atau tulang-tulangnya. Kami ingin melakukan tes DNA dan menguburkannya sesuai dengan adat Islam."
Dia berharap jenazah yang digali dari kuburan massal itu dapat diidentifikasi.
Suriah telah dilanda perang saudara yang brutal sejak awal tahun 2011 ketika rezim Assad menindak keras protes pro-demokrasi dengan keganasan yang tak terduga. Lebih dari 5 juta warga sipil telah mengungsi.
Bashar al-Assad, yang memerintah Suriah dengan tangan besi selama hampir 25 tahun, melarikan diri ke Rusia pada 8 Desember setelah kelompok anti-rezim menguasai Damaskus.
Pengambilalihan kekuasaan itu terjadi setelah pejuang Hayat Tahrir al-Sham (HTS) merebut kota-kota penting di seluruh negeri dalam serangan cepat yang berlangsung kurang dari dua minggu.
Sumber Anadolu