- Respon KAI Terkait Aktivitas Asusila di Area Jalur Kereta Api
- Presiden Prabowo Umumkan Pemberian THR dan Gaji ke-13 bagi 9,4 Juta Aparatur Negara
- Jadi Buronan, Mantan Presiden Filipina Duterte Akhirnya Ditangkap
- Ilmuan Temukan Bahtera Nabi Nuh di Turkiye
- Erdogan: Turki Tak Akan Biarkan Peta Suriah Diubah
- Turkiye Blokir Israel dalam Keikutsertaan Latihan Militer NATO
- Diawali dengan Dentuman Meriam, Tradisi Unik Berbuka Puasa di Istanbul
- Aktres Film Dewasa asal Jepang, resmi Menjadi Mualaf
- Pemerintah Umumkan Kebijakan THR dan Bonus Hari Raya
- Kisah Penggembala Muslim, Perantau asal Turki kini Miliarder
Rupiah Melemah terhadap Dolar AS Dampak Perang Dagang
Rupiah melemah terhadap dolar AS pada hari ini Merupakan yang Terparah Sejak Lima Tahun Terakhir

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan pelemahan rupiah terhadap dolar AS dipicu oleh faktor dari global, yakni kebijakan tarif perdagangan Presiden Donald Trump.
Presiden Trump kembali mempertegas tabuhan genderang perang dagangnya dengan mengumumkan tarif baru terhadap Meksiko dan Kanada sebesar 25% akan mulai berlaku pada 4 Maret, sementara China akan dikenakan tambahan tarif 10% pada tanggal yang sama.
Bank Indonesia menangapi hal tersebut, Edi Susianto, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter, mengatakan faktor melejitnya dolar dikarenakan terkait kebijakan tarif Trump.
Baca Lainnya :
- Mentrian Perindustrian Respon Pabrikan asal Jepang Berhenti Beroperasi 0
- Media Asing Soroti Peluncuran Danantara 0
- Muhammadiyah Beserta Lembaga Zakat lainnya kirim Bantuan untuk Palestina Menjelang Puasa 0
- Mesut Ozil Gabung AKP, Partai Erdogan 0
- Tujuh hal unik yang akan kamu temui selama Ramadhan di Turkiye0
"Faktor triggernya masih terkait kebijakan tarif Trump yang akhirnya akan mengenakan tarif 25% untuk Canada dan Mexico dan 10% untuk China, serta mengancam akan mengenakan tarif 25% untuk negara-negara EU. Faktor-faktor tersebut menyebabkan DXY (Indeks dolar AS) mengalami penguatan hampir terhadap seluruh mata uang," jelas Edi Susianto dalam keterangannya.
Sementara itu, dilansir dari laporan Refinitiv, rupiah dibuka melemah 0,46% di angka Rp16.520/US$ pada hari ini, Jumat (27/02). Dari laporan tersebut menyatakan, bahwa pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika pada hari ini merupakan yang terparah sejak 23 Maret 2020 atau sekitar lima tahun terakhir. Adapun, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 08:54 WIB naik 0,04% di angka 107,29 Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan posisi kemarin (27/2) yang berada di angka 107,24.
Edi menambahkan, BI akan secara agresif masuk ke pasar untuk menjaga stabilitas rupiah.
"Tentu BI terus mengawal. Kami akan bold masuk pasar untuk menjaga keseimbangan supply demand valas di pasar agar market confidence tetap terjaga," pungkasnya.
