- 2 Orang Tewas dan Puluhan Orang Terluka Dalam Insiden Teror Dipasar Natal, Jerman
- Kitab Merah Turkiye Mendapat Pembaruan
- Kereta Api Populer Eastern Express di Turkiye akan Melayani 60 Perjalanan Musim Dingin
- Hadiri KTT D-8, Presiden Prabowo Tegas Serukan Persatuan Negara Muslim
- Warga Ilegal Israel Membakar Masjid di Tepi Barat, Gaza
- Mahkamah Internasional meminta Tegaskan Kewajiban Israel terhadap Misi Kemanusiaan PBB di Gaza
- Pakar Hukum Spanyol Ramai-ramai Bikin Petisi Desak Embargo Senjata Terhadap Israel
- Pastikan Kelancaran Saat Libur Nataru, Wapres Gibran Tinjau Proyek Stasiun KCIC Karawang
- BMKG Himbau Masyarakat Waspada Terhadap Cuaca Ekstrem Menjelang Perayaan Natal
- Terkait Pembunuhan Jendral Nuklir, Indonesia jadi Sorotan Media Rusia
Swasembada Pangan Era Prabowo, Saatnya Manfaatkan Pangan Hasil Laut
Keterangan Gambar : Foto : Antara
Jakarta - Di era pemerintahannya, Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka hadir dengan gagasan baru berupa Asta Cita. Salah satu poin dari gagasan tersebut adalah mewujudkan swasembada pangan.
Swasembada menjadi penting karena pangan telah menjadi kebutuhan primer masyarakat. Untuk itu sejumlah strategi mulai dipersiapkan pemerintahan untuk merealisasikan swasembada pangan pada tahun 2028.
Kabar terakhir menyebutkan, sejumlah kementerian ikut bergotong royong dalam menyusun peta jalan menuju misi swasembada pangan tersebut. Kementerian yang terlibat di antaraya Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Badan Gizi Nasional, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Pekerjaan Umum, termasuk Badan Pangan Nasional (Bapanas).
Baca Lainnya :
- Beri Peringatan Perang, Kapal Selam China Tangkap ada Agen Rahasia Sembunyi di Bawah Laut0
- Sebanyak 33 Orang Terduga Militan ISIS berhasil di bekuk Polisi Turki di Istanbul0
- Dosen UIN KHAS Jember Lakukan Riset Fikih Mitigasi di Turki dan Maroko0
- 5 Besar Negara Mayoritas Muslim Berkekuatan Militer Melebihi Negara Zionis Israel0
- Demo Besar - besaran buruh Kawal Putusan Uji Materiil Omnibus Law0
Indonesia sebagai negara maritim ternyata menjadi sebuah keuntungan dalam mewujudkan swasembada pangan. Indonesia yang merupakan negara maritim dianugerahi wilayah laut seluas 5,8 juta kilometer persegi. Ini tentu merupakan kekayaan sumber daya pangan bawah laut yang melimpah.
Kekayaan bawah laut juga menyimpan kandungan gizi yang beragam untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Hal itu, sekaligus mendukung pembangunan sumber daya manusia (SDM) lewat asupan gizi protein hewani.
Kandungan gizi ikan
Dokter gizi medik dr Dyah Arum mengingatkan bahwa kandungan gizi ikan, terutama ikan laut, memiliki banyak manfaat dalam mendukung pertumbuhan tubuh. Itu karena kandungannya kaya akan asam amino esensial.
Jenis-jenis ikan laut, kata Dyah, seperti teri jengki, layur, kembung, cakalang, kerapu, dan teri nasi memiliki kandungan arginin yang tinggi. Kandungan tersebut merupakan salah satu asam amino yang berfungsi untuk membantu pertumbuhan atau menambah tinggi badan anak.
“Selain itu, arginin juga membantu dalam menambahkan panjang tulang,” katanya.
Ikan-ikan kecil, seperti teri, ternyata memiliki kandungan kalsium hingga 2.000 mg per 100 gram. Angka tersebut jauh di atas susu yang selama ini dikenal sebagai sumber kalsium dengan nilai 100 mg per 100 gram.
Ikan teri yang tidak diasinkan juga menjadi sumber alternatif kalsium yang bisa dikonsumsi, karena harganya cenderung terjangkau di pasaran jika dibandingkan dengan susu.
Kekayaan laut yang dimiliki Indonesia, menunjukkan jika ikan yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia mampu mendukung swasembada pangan.
Sementara itu, ikan air tawar juga tidak kalah dalam kandungan gizi. Karena itu patut dipertimbangkan sebagai asupan protein, sehingga kualitas asupan makanan masyarakat diharapkan bisa meningkat.
Selain ikan laut, ikan air tawar merupakan opsi asupan protein. Sebut saja ikan patin yang memiliki kandungan lemak baik yang kaya omega 3.
Produksi perikanan
Sementara itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) lewat program Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) tak bosan-bosan menggaungkan pemanfaatan protein ikan agar semakin dicintai dan menjadi menu yang selalu hadir dalam santapan keluarga.
Baru-baru ini, KKP menggelar santap bersama dengan 32.766 peserta yang berasal dari150 unit pelaksana teknis (UPT) KKP yang tersebar di seluruh Indonesia. Acara dipusatkan di Pulau Untungjawa, Kepulauan Seribu, Jakarta, untuk mendukung ikan sebagai salah satu menu santap bersama.
Pemanfaatan ikan laut saat ini, tidak bisa dilepaskan dari pola penangkapan yang berfokus pada keberlanjutan, termasuk alam bawah laut. Penangkapan ikan seyogyanya dilakukan dengan cara-cara yang ramah lingkungan, sehingga tempat ikan bernaung bisa terjaga.
Data KKP menunjukkan produksi perikanan tangkap pada semester I 2024 sebesar 3,11 juta ton untuk perairan di laut dan sebesar 0,23 juta ton perairan darat.
Peningkatan tersebut terdapat pada 12 pelabuhan perikanan UPT pusat dan 66 daerah yang didominasi ikan laut, seperti tuna, kembung, cakalang, dan layang.
Dengan capaian tersebut, penerimaan negara dari sektor perikanan tangkap per 26 Juli telah mencapai Rp533,36 miliar dari target yang ditetapkan, yakni Rp1,85 triliun.
Sementara itu, subsektor perikanan budi daya pada periode Januari-Juni 2024 mencapai 3,34 juta ton atau 26,6 persen dari target 12,5 juta ton. Capaian perikanan budi daya yang jauh dari target itu, memaksa KKP harus menyiapkan strategi lain, sehingga bisa terpenuhi target pada semester II 2024.
Sejumlah komoditas perikanan budi daya yang ditopang oleh komoditas rumput laut sebesar 5,14 juta ton, yakni ikan produksi kakap 3.860 ton, ikan nila, bandeng, lele, gurami, ikan mas, hingga kerapu.
Melimpahnya komoditas kelautan dan perikanan Indonesia, seharusnya menjadikan negara maritim mampu memanfaatkan sumber daya pangan bawah laut itu secara berkelanjutan. Selain itu, konsumsi protein ikan bisa juga ditingkatkan melalui diversifikasi, sehingga masyarakat memiliki variasi menu santapan.
Sementara itu, Badan Pangan Dunia (FAO) memperingatkan bahwa masyarakat dunia akan mengalami kekurangan pangan sebesar 7,9 persen pada 2019 menjadi 9,2 persen pada 2022. Kondisi itu akan meningkatkan kebutuhan protein dunia hingga 70 persen.
Dengan kekayaan yang dimiliki, Indonesia seharusnya mampu menopang kebutuhan protein dunia yang diproyeksikan meningkat tersebut. Namun sebelum mampu memenuhi kebutuhan protein dunia, akan lebih baik untuk memperkenalkan lebih dekat protein ikan kepada masyarakat, sehingga kebutuhan gizi terpenuhi.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto memberikan perintah untuk mempercepat pelaksanaan program cetak tiga juta hektare sawah sebagai upaya mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia.
Intruksi ini diberikan Prabowo kepada Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, dalam rapat di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (28/10/2024) lalu.