- Profesor Sinan Yegul, diangkat Sebagai Wakil Presiden Bidang Hubungan Internasional, ASEAN Internasi
- Presiden Prabowo Mengaku Grogi saat Pidato di Depan Parlemen Turki
- Anindya Bakrie: KADIN Indonesia, Tergetkan Perdagangan Indonesia-Turki Mencapai 10 Miliar Dolar AS
- Usai Lawatan di Abu Dhabi, Presiden Prabowo Bertolak ke Ankara
- Prabowo: Indonesia Siap Evakuasi 1000 Warga Palestina ke Indonesia
- Presiden Prabowo Lawatan ke Kawasan Timur Tengah dan Turkiye
- TurkAseanCham Luncurkan Program Sosial Inspiratif di Indonesia: Yatim Business Academy Resmi Dimulai
- Singapura, Kerahkan Kecoa untuk Mencari Korban Gempa Myanmar
- Gelombang Masa As, Gelar Aksi Menentang Kebijakan Pemerintahan Presiden Trump
- Turki Ngamuk Ambil Alih Pangkalan T4
Tarif Baru Amerika Serikat: Ancaman atau Peluang?
.jpg)
Keterangan Gambar : Presiden Donald Trump berpidato dalam acara pengumuman tarif baru di Rose Garden, Gedung Putih, Rabu, 2 April 2025, di Washington. (Foto AP/Mark Schiefelbein)
Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat, khususnya selama masa kepemimpinan Presiden Donald Trump, telah memberlakukan kebijakan tarif timbal balik dengan mengenakan bea masuk tinggi kepada banyak negara. Dalam daftar tersebut, negara-negara ASEAN seperti Indonesia (32%), Vietnam (46%), dan Kamboja (49%) termasuk yang dikenakan tarif tinggi. Sementara itu, Turki hanya dikenakan tarif sebesar 10%.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengumumkan daftar tarif dasar dan bea masuk pada banyak mitra dagang negeri itu. Trump menyebut hari di mana pengumuman itu disampaikan sebagai “Hari Pembebasan”. Indonesia tak luput dari sengatan “Hari Pembebasan” tersebut.
Dalam daftar yang disampaikan, Indonesia dikenai tarif timbal balik sebesar 32 persen. “Dalam banyak kasus, terutama dalam hal perdagangan, kawan lebih buruk daripada lawan,” kata Trump di saat mengumumkan kebijakan itu di Gedung Putih. “Kita mensubsidi banyak negara dan membuat mereka berbisnis dan maju,” lanjutnya.
Baca Lainnya :
- Cerita Hari Raya di Turki0
- Penetapan Hari Raya Idul Fitri Diberbagai Negara 0
- Paus Fransiskus Berdoa untuk Myanmar dan Thailand 0
- Viral, Kehadiran Tokoh Superhero Jadi Sorotan ditengah massa Demonstrasi di Turki 0
- Myanmar diguncang Gempa Bumi mencapai 7,9 Magnitudo0
“Mengapa kita melakukan ini? Maksud saya, kapan kita bisa mengatakan kalian harus bekerja untuk diri sendiri… Kita akhirnya mengutamakan Amerika," kata Trump.
Menurut dia, defisit perdagangan bukan lagi sekadar masalah . Defisit, lanjut Trump, adalah kondisi darurat nasional, sembari mengangkat papan berisi daftar negara dan tarif baru yang dikenakan AS pada mereka.
"Itu adalah deklarasi kemerdekaan kita," kata Trump dari Taman Mawar, Gedung Putih.
Besaran tarif yang dikenakan terhadap Indonesia hanya berbeda 2 persen dari China, “lawan berat” AS, yaitu 34 persen. Dua negara ASEAN, yakni Thailand dan Vietnam, juga mendapat “tekanan” tarif yang cukup besar, masing-masing 36 persen dan 46 persen.
Lantas, apakah kebijakan ini merupakan ancaman bagi negara ASEAN dan Turki? Atau justru membuka peluang baru?
Babak Baru Dalam Hubungan Dagang
Tarif tinggi yang diberlakukan Amerika bukan hanya mengganggu keseimbangan perdagangan global, tetapi juga mempersempit ruang gerak negara-negara berkembang untuk masuk ke pasar ekspor utama. Namun, setiap krisis selalu mengandung peluang jika dikelola dengan strategi yang tepat. Dalam konteks ini, hubungan antara Turki dan negara-negara ASEAN menjadi semakin strategis.
Turki Sebagai Basis Produksi dan Transit Baru
TurkAseanCham mengembangkan visi strategis untuk membuka jalur perdagangan alternatif bagi produk-produk ASEAN. Dengan memproses produk ASEAN di Turki, lalu mengekspornya kembali ke pasar Amerika atau Eropa, kita dapat menekan biaya bea masuk dan memperluas jangkauan distribusi ke Timur Tengah dan Uni Eropa.
Produksi Bersama – Kekuatan Bersama
Infrastruktur manufaktur Turki yang kuat dan posisinya yang strategis menawarkan peluang investasi menarik bagi negara-negara ASEAN. Model produksi bersama akan menjadi solusi yang melindungi dari bea masuk tinggi, sekaligus menciptakan lapangan kerja dan transfer teknologi.
Langkah Nyata dari TurkAseanCham
TurkAseanCham mengambil langkah-langkah konkret untuk mengubah tantangan menjadi peluang:
Menyelenggarakan forum bertajuk “Pasar Alternatif untuk Menghadapi Tarif AS”,
Mengembangkan jaringan logistik yang memfasilitasi ekspor produk ASEAN melalui Turki,
Memberikan layanan konsultasi untuk model investasi dan produksi bersama.
Penutup
Tarif yang diberlakukan oleh Amerika bukanlah tembok yang tak bisa ditembus—namun bisa menjadi titik tolak untuk strategi yang lebih cerdas. Negara-negara ASEAN dan Turki dapat membangun kekuatan ekonomi bersama dengan saling melengkapi. Kami di TurkAseanCham akan terus berdiri di garis depan visi ini.
Sinan Yegül – Presiden TurkAseanCham
TurkIndoNews.id
---
Sinan Yegül
Presiden – TurkAseanCham
Penulis – “10 Negara 1 Visi”
www.turkaseancham.com
