- Indonesia-Turki Teken MoU Pengadaan Jet Tempur generasi ke-5 Turki
- Kolaborasi Gemala Group - ECE Memperkuat Budaya hingga Hubungan Bisnis antara Turki & ASEAN
- TurkIndoCham Business Tour pada Event Colors of the World di Istanbul, Turki
- Utusan Presiden RI, Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus, di Roma
- Gempa Guncang Turki 6,2 Magnetudo
- Pimpinan Umat Katolik, Tutup Usia
- Profesor Sinan Yegul, diangkat Sebagai Wakil Presiden Bidang Hubungan Internasional, ASEAN Internasi
- Presiden Prabowo Mengaku Grogi saat Pidato di Depan Parlemen Turki
- Anindya Bakrie: KADIN Indonesia, Tergetkan Perdagangan Indonesia-Turki Mencapai 10 Miliar Dolar AS
- Usai Lawatan di Abu Dhabi, Presiden Prabowo Bertolak ke Ankara
Ada Apa, Jepang Siapkan Rencana Evakuasi 120.000 Orang di Pulau Dekat Taiwan?

Jakarta –Pemerintah Jepang merilis rencana pada hari Kamis (27/3) untuk mengevakuasi sekitar 120.000 penduduk dan wisatawan dari pulau-pulau kecil selatannya dekat Taiwan dalam waktu enam hari, jika terjadi "keadaan darurat".
Rencana tersebut disusun karena "situasi keamanan di sekitar negara kita semakin parah" dan dengan mempertimbangkan "keadaan darurat", kata kantor manajemen krisis pemerintah Jepang, dilansir kantor berita AFP.
Baca Lainnya :
- Perdana Jepang Bantu Perawatan Medis untuk Gaza0
- Pererat Silaturahmi TurkIndoCham Gelar Buka Puasa Bersama dan Santunan untuk Anak Yatim-piatu 0
- Seekor Caracal Menyerang Kamp Militer Israel0
- Kebakaran Hutan Terdasyat, Tewaskan 24 Orang di Korea Selatan 0
- Prabowo Lantik 31 Duta Besar0
Menurut kantor manajemen krisis pemerintah Jepang, langkah ini diambil karena situasi keamanan di kawasan semakin memburuk. Namun, dokumen tersebut tidak secara spesifik menyebutkan jenis keadaan darurat yang dimaksud.
Berdasarkan rencana tersebut, evakuasi akan dilakukan dengan kapal militer, feri pribadi, dan pesawat terbang akan dimobilisasi untuk membantu mempercepat perpindahan penduduk keluar dari pulau-pulau kecil itu, termasuk ke Pulau Kyushu di ujung barat daya kepulauan Jepang. Dengan cara ini, kapasitas transportasi akan meningkat dua kali lipat dari biasanya, memungkinkan proses migrasi selesai dalam waktu enam hari.
Tensi di wilayah ini meningkat seiring klaim China atas Taiwan, yang disertai dengan peningkatan tekanan militer terhadap pulau tersebut. Diketahui bahwa pemerintah China mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan telah meningkatkan tekanan militer dalam beberapa tahun terakhir, termasuk serangan udara hampir setiap hari. Pemerintah China tidak menutup kemungkinan menggunakan kekuatan untuk membawa pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu di bawah kendalinya.
Mengutip data laporan Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan, Pentagon menyebut bahwa China terus meningkatkan tekanan diplomatik, politik, dan militer terhadap Taiwan, termasuk serangan udara hampir setiap hari serta peningkatan aktivitas pesawat militer di Selat Taiwan sepanjang 2023.
Dengan situasi geopolitik yang terus berkembang, Jepang bersiap menghadapi kemungkinan eskalasi dengan menyusun strategi evakuasi yang cepat dan efisien demi keamanan warganya.
