- Profesor Sinan Yegul, diangkat Sebagai Wakil Presiden Bidang Hubungan Internasional, ASEAN Internasi
- Presiden Prabowo Mengaku Grogi saat Pidato di Depan Parlemen Turki
- Anindya Bakrie: KADIN Indonesia, Tergetkan Perdagangan Indonesia-Turki Mencapai 10 Miliar Dolar AS
- Usai Lawatan di Abu Dhabi, Presiden Prabowo Bertolak ke Ankara
- Prabowo: Indonesia Siap Evakuasi 1000 Warga Palestina ke Indonesia
- Presiden Prabowo Lawatan ke Kawasan Timur Tengah dan Turkiye
- TurkAseanCham Luncurkan Program Sosial Inspiratif di Indonesia: Yatim Business Academy Resmi Dimulai
- Singapura, Kerahkan Kecoa untuk Mencari Korban Gempa Myanmar
- Gelombang Masa As, Gelar Aksi Menentang Kebijakan Pemerintahan Presiden Trump
- Turki Ngamuk Ambil Alih Pangkalan T4
Kebakaran Hutan Terdasyat, Tewaskan 24 Orang di Korea Selatan
Sekitar 1.500 orang dievakuasi saat kebakaran hutan melanda Korsel

Jakarta - Kebakaran hutan yang melanda wilayah tenggara Korea Selatan menewaskan sedikitnya 24 orang. Angin kencang terus menghambat upaya mitigasi penyebaran api.
Puluhan helikopter pemadam kebakaran, sekitar 5.000 personel dan sekitar 560 peralatan dikerahkan, tetapi kebakaran hutan yang dimulai di Kabupaten Sancheong di Provinsi Gyeongsang Selatan Jumat lalu telah menyebar ke seluruh wilayah timur laut.
Baca Lainnya :
- Prabowo Lantik 31 Duta Besar0
- Divonis oleh Pengadilan, 3 Pejabat Turki Diberhentikan dari Jabatannya0
- Turkaseancham Membuka Gudang E-commerce di AS dan Membawa Bisnis Asia ke Pasar Global 0
- Ibu Negara Turkiye, Emine Erdogan Mengutuk Serangan Israel di Gaza0
- Serangan Udara Israel Kembali menewaskan 19 Warga Palestina 0
Kebakaran utama yang bermula di daerah Uiseong baru dapat dikendalikan sekitar 68 persen. Sementara kobaran api terus mengancam situs-situs bersejarah penting.
Dua lokasi yang masuk daftar Warisan Budaya UNESCO, yaitu Desa Hahoe dan Akademi Konfusianisme Byeongsan di kota Andong, berada dalam bahaya. Kuil Gounsa yang telah berdiri sejak tahun 681 dilaporkan telah hangus dilalap api.
Ahli bencana hutan Lee Byung-doo dari Institut Ilmu Pengetahuan Hutan Nasional menyebut kecepatan dan skala kebakaran ini "di luar perkiraan". Byung-doo juga memperingatkan perubahan iklim akan membuat kejadian serupa semakin sering terjadi di masa depan.
"Kita perlu menyiapkan lebih banyak sumber daya untuk menghadapi ancaman ini," ujarnya, dikutip dari Channel News Asia, Rabu, 26 Maret 2025.
Selama lima hari, kebakaran telah menyebar ke wilayah terdekat Uiseong dan berlanjut ke wilayah tetangga Andong, Cheongsong, Yeongyang, dan Yeongdeok.
Menurut data dari Markas Besar Penanggulangan Bencana dan Keselamatan Pusat Korea Selatan, dari 24 korban tewas, 20 diantaranya ditemukan di Uiseong. Sedangkan mpat korban ditemukan di Sancheong hingga pukul 4 sore.
Polisi dan petugas pemadam kebakaran setempat sebelumnya menghitung 21 korban di bagian utara Provinsi Gyeongsang Utara: dua di Andong, tiga di Cheongsong, enam di Yeongyang, dan tujuh di Yeongdeok.
Kebakaran hutan tersebut berisiko menyebar lebih jauh ke wilayah pesisir timur. Angin kencang meningkatkan kekhawatiran api dapat mencapai daerah pesisir Uljin, yang merupakan lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir besar.
Otoritas setempat mengimbau agar masyarakat mewaspadai faktor-faktor yang tidak dapat diprediksi, seperti perubahan arah angin secara tiba-tiba, dan bahwa meskipun kebakaran hutan Uiseong awalnya menyebar ke arah timur, angin selatan dan barat daya teramati pada hari Selasa dan Rabu.
Di Yeongyang, empat dari lima korban ditemukan tewas terbakar di jalan sekitar pukul 11 malam pada hari Selasa, 25 Maret 2025.
Pada hari Rabu, penjabat Presiden Han Duck-soo menyerukan upaya habis-habisan untuk membantu mencegah penyebaran lebih lanjut kebakaran hutan yang mematikan itu. Ia menggambarkannya sebagai kebakaran hutan terburuk yang pernah ada. Sejauh ini, kebakaran hutan di negara ini telah menghancurkan 17.000 hektar hutan dan 209 rumah dan pabrik.
Sementara itu, Dinas Kehutanan Korea mengakui keterbatasan armada pemadam setelah delapan helikopter buatan Rusia tidak dapat beroperasi akibat sanksi internasional terkait perang Ukraina. Jurubicara dinas tersebut, Kim Jong-gun, menyatakan rencana pengadaan helikopter tambahan untuk memperkuat kesiapsiagaan menghadapi bencana serupa di masa datang.
Pemerintah telah menetapkan wilayah terdampak sebagai zona bencana khusus untuk mempercepat proses penanganan dan pemulihan.
Upaya pemadaman masih terus berlangsung di tengah prakiraan cuaca kering yang diperkirakan akan berlanjut dalam beberapa hari ke depan. Tim gabungan terus berupaya memadamkan api sekaligus mengevakuasi warga yang masih terjebak di zona bahaya.
