- Usai Lawatan ke Mesir, Presiden Prabowo Tiba di Tanah Air dan Langsung Melakukan Rapat Terbatas
- Ada Bos Raksasa Tech Asal Asia, Ellon Musk cs Minggir Dulu ya!
- Paus Fransiskus Sebut Israel Sangat Kejam dan Serukan Perdamaian Menjelang Natal
- Potret Keluarga Kecil Melahirkan Seorang CEO
- Masuk daftar Tokoh Paling Berpengaruh, Sinan Yegul Ucapkan Selamat kepada Achmad Rizal Purnama
- Jerman Dukung Pencabutan Sanksi Terhadap Suriah
- Menteri Luar Negeri Turkiye: Iran Hindari Perang Skala Besar dengan Israel
- 2 Orang Tewas dan Puluhan Orang Terluka Dalam Insiden Teror Dipasar Natal, Jerman
- Kitab Merah Turkiye Mendapat Pembaruan
- Kereta Api Populer Eastern Express di Turkiye akan Melayani 60 Perjalanan Musim Dingin
Ada Bos Raksasa Tech Asal Asia, Ellon Musk cs Minggir Dulu ya!
Keterangan Gambar : CEO Broadcom, Hock Tan
Jakarta - CEO Broadcom, Hock Tan memiliki gaya kepemimpinan yang cukup menarik dan unik di dalam dunia teknologi yang berbeda dengan bos teknologi lain seperti CEO lainnya.
Hock Tan memiliki karakteristik yang berbeda dari CEO teknologi lainnya. Sebagai seseorang yang baru saja masuk ke dalam klub super eksklusif, CEO perusahaan dengan kapitalisasi US$ 1 triliun (Rp 16.000 triliun) atau lebih.
Baca Lainnya :
- Paus Fransiskus Sebut Israel Sangat Kejam dan Serukan Perdamaian Menjelang Natal0
- Masuk daftar Tokoh Paling Berpengaruh, Sinan Yegul Ucapkan Selamat kepada Achmad Rizal Purnama0
- Menteri Luar Negeri Turkiye: Iran Hindari Perang Skala Besar dengan Israel0
- 2 Orang Tewas dan Puluhan Orang Terluka Dalam Insiden Teror Dipasar Natal, Jerman0
- Kitab Merah Turkiye Mendapat Pembaruan0
Meskipun gemar melakukan akuisisi (US$ 150 miliar sejak Avago go public pada tahun 2009), obsesi terhadap arus kas, dan ketidaksabaran terhadap perusahaan yang kinerjanya buruk mengingatkan pada industri private equity, Hock Tan enggan membandingkan Broadcom dengan perusahaan ekuitas swasta atau hedge fund.
Dikutip dari The Economist, terdapat beberapa perbedaan yang signifikan antara Hock Tan dengan bos teknologi abad ke-21 lainnya yang berasal paman sam yang dikenal menghasilkan banyak talenta global untuk posisi CEO, sedangkan Tan lahir dan kewarganegaraan Malaysia.
Metodenya juga unik, meskipun ia mengaku tidak memiliki strategi besar, ia sangat metodis. William Kerwin dari Morningstar menilai pendekatannya lebih menyerupai gaya para taipan dalam pembelian aset.
Dalam wawancara dikutip dari The Economist, Minggu (22/12/), Tan dengan tegas menyatakan bahwa ia tidak memiliki 'strategi besar' untuk 23 divisi Broadcom.
"Saya benci mengatakannya, jawabannya adalah tidak," ujarnya.
Temukan bisnis yang matang, idealnya yang penting bagi pelanggan. Belilah dengan harga yang wajar. Pangkas habis tenaga kerja, hilangkan produk yang kurang menguntungkan, dan kurangi anggaran penelitian dan pengembangan.
Naikkan harga untuk pelanggan yang tidak punya pilihan lain. Kumpulkan uang tunai. Bagikan dividen dan pembelian kembali saham kepada pemegang saham, lalu ulangi prosesnya.
Sedangkan para bos perusahaan teknologi besar di Amerika dikategorikan ke dalam dua tipe yakni Manajer dan Visioner.
Tipe pendiri visioner eksentrik seperti Elon Musk dari Tesla, Mark Zuckerberg dari Meta, dan Jensen Huang dari Nvidia, yang dikenal dengan obsesi mereka terhadap produk dan kekuasaan tak terbatas.
Tipe Manajer yang meneruskan kesuksesannya seperti Tim Cook dari Apple, Satya Nadella dari Microsoft, dan Sundar Pichai dari Alphabet, yang fokus pada optimalisasi bisnis. Namun demikian, Hock Tan tidak masuk dalam kedua kategori tersebut, karena dirinya bukan pendiri dan tidak juga diwarisi bisnis yang sukses.
Di bawah kepemimpinannya, ia mampu membawa Broadcom ke puncak dengan nilai pasar melonjak 40% dalam sepekan, terutama berkat prosesor khusus kecerdasan buatan (AI) yang dirancang untuk klien besar seperti Google dan Meta.
Hal ini langsung dibandingkan dengan Jensen Huang dan Nvidia, yang chip AI-nya telah mendorong kapitalisasi pasarnya menjadi US$ 3,4 triliun dalam beberapa tahun terakhir. Namun, Broadcom sesuai dengan namanya, jauh lebih beragam.
Selain menjual prosesor AI, Broadcom juga menjual segala hal mulai dari chip jaringan nirkabel hingga perangkat lunak virtualisasi.
Selain menjual prosesor AI, Broadcom juga menjual segala hal mulai dari chip jaringan nirkabel hingga perangkat lunak virtualisasi.
Sumber: The Economist dan CNBC