- Presiden Prabowo Umumkan Pemberian THR dan Gaji ke-13 bagi 9,4 Juta Aparatur Negara
- Jadi Buronan, Mantan Presiden Filipina Duterte Akhirnya Ditangkap
- Ilmuan Temukan Bahtera Nabi Nuh di Turkiye
- Erdogan: Turki Tak Akan Biarkan Peta Suriah Diubah
- Turkiye Blokir Israel dalam Keikutsertaan Latihan Militer NATO
- Diawali dengan Dentuman Meriam, Tradisi Unik Berbuka Puasa di Istanbul
- Aktres Film Dewasa asal Jepang, resmi Menjadi Mualaf
- Pemerintah Umumkan Kebijakan THR dan Bonus Hari Raya
- Kisah Penggembala Muslim, Perantau asal Turki kini Miliarder
- 70 Tahun Indonesia-Viet Nam, Sekjen PKV To Lam Kunjungi Indonesia
Erdogan: Turki Tak Akan Biarkan Peta Suriah Diubah

Keterangan Gambar : Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdogan
Jakarta - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan bahwa Ankara mengutuk dengan keras setiap serangan yang menargetkan persatuan, stabilitas, dan perdamaian sosial Suriah. Ia juga menyambut baik pernyataan Presiden Suriah Ahmad Asy-Syaraa, yang menurutnya “bersifat moderat dan menenangkan.” Erdogan menegaskan bahwa Turki tidak akan pernah membiarkan adanya upaya untuk mengubah peta Suriah, sebagaimana dilansir oleh Al Jazeera.
Berbicara dalam konferensi pers setelah pertemuan kabinet di Kompleks Kepresidenan Ankara pada hari Senin, Erdogan menegaskan bahwa Turki “mengutuk dengan tegas setiap serangan yang mengancam persatuan Suriah, stabilitasnya, serta tindakan teror dan intimidasi apa pun.”
Baca Lainnya :
- Turkiye Blokir Israel dalam Keikutsertaan Latihan Militer NATO 0
- Diawali dengan Dentuman Meriam, Tradisi Unik Berbuka Puasa di Istanbul 0
- Kisah Penggembala Muslim, Perantau asal Turki kini Miliarder 0
- 70 Tahun Indonesia-Viet Nam, Sekjen PKV To Lam Kunjungi Indonesia0
- PM Trudeau: Kanada Balas Tarif Dagang terhadap AS akan dimulai Pekan ini0
Ia menambahkan, “Kami menyambut baik pernyataan tegas Presiden Suriah yang menunjukkan moderasi dan keteguhan dalam menegakkan hukum serta menghukum para pelanggar.”
Presiden Turki juga menyoroti bahwa situasi di wilayah pesisir Suriah kini sebagian besar terkendali berkat intervensi efektif pasukan pemerintah Suriah. Namun, ia memperingatkan bahwa situasi di lapangan masih sensitif.
Erdogan menegaskan bahwa Turki telah mengambil langkah-langkah untuk memastikan tidak ada perkembangan yang merugikan kepentingannya. Ia juga mendesak pemerintah Suriah untuk segera mengambil tindakan guna meredakan ketegangan.
Penolakan terhadap Upaya Pemecahan Wilayah
Lebih lanjut, Erdogan menegaskan bahwa Turki tidak akan membiarkan peta Suriah diubah, merujuk pada upaya pemisahan berbasis etnis atau sektarian yang didorong oleh beberapa pihak. Ia menyatakan bahwa baik pemerintahan baru di Damaskus maupun Ankara menolak upaya tersebut secara tegas.
“Siapa pun yang hanya melihat Suriah sebagai kumpulan sekte dan etnis adalah orang yang terjebak dalam fanatisme buta,” ujar Erdogan.
Ia juga menegaskan bahwa Turki tidak membedakan orang berdasarkan ras, agama, atau mazhab, baik di Irak, Suriah, Lebanon, maupun negara lain di kawasan tersebut.
Erdogan mengkritik pihak-pihak yang selama 14 tahun diam ketika anak-anak tak berdosa dibunuh dengan bom barel dan senjata kimia oleh rezim yang telah tumbang di Suriah. Ia menegaskan bahwa mereka yang dulu diam kini tidak bisa melewati batas mereka.
Dalam beberapa hari terakhir, ketegangan meningkat di provinsi pesisir Latakia dan Tartus setelah kelompok sisa rezim Bashar al-Assad yang telah tumbang melakukan serangan terkoordinasi terhadap patroli keamanan dan pos militer. Serangan ini menjadi yang paling ganas sejak jatuhnya rezim, menyebabkan puluhan korban tewas dan luka-luka.
Sebagai respons, pasukan keamanan dan militer Suriah menggelar operasi penyisiran dan pengejaran, yang diwarnai bentrokan sengit. Pemerintah menegaskan bahwa situasi secara bertahap kembali stabil sepenuhnya.
Presiden Suriah Ahmad Asy-Syaraa pada hari Minggu menegaskan bahwa tidak ada toleransi bagi sisa-sisa rezim Bashar al-Assad yang telah terguling dan terlibat dalam kejahatan.
Sehari sebelumnya, Asy-Syaraa juga menyatakan bahwa tantangan yang dihadapi Suriah adalah hal yang wajar dalam proses transisi, namun ia menegaskan pentingnya menjaga persatuan nasional dan kedamaian sosial di antara rakyat Suriah.
