Turkiye Blokir Israel dalam Keikutsertaan Latihan Militer NATO

By Icu Bransky 12 Mar 2025, 09:21:05 WIB International
Turkiye Blokir Israel dalam Keikutsertaan Latihan Militer NATO

Keterangan Gambar : Bendera NATO


Jakarta - Turkiye memblokir keikutsertaan Israel dalam latihan militer NATO yang bertema "ketahanan dan kesiapsiagaan darurat". Dilansir dari laporan surat kabar Israel Yedioth Ahronoth, yang mengutip Kementerian Luar Negeri Israel pada hari Minggu kemarin (10/3).


Turkiye blokir Israel dalam keikutsertaan latihan Militer dengan menggunakan Hak Veto sebagai Negara Anggota Utama NATO. Hal tersebut memicu kecaman dari pejabat Israel yang menuduh Turkiye menggunakan hak vetonya sebagai "alat politik".

Baca Lainnya :


Langkah Turkiye dinilai dapat menghalangi partisipasi Israel dalam latihan militer tahunan tersebut karena keputusan NATO memerlukan konsensus. Selain itu, tanpa perjanjian kemitraan aktif, tidak ada mekanisme birokrasi yang dapat memaksa Turkiye untuk mengikutsertakan Israel dalam kegiatan resmi aliansi.


Sementara itu, pernyataan pejabat tinggi Israel menyatakan mengutuk Turkiye yang telah menggunakan hak Veto sebagai anggota resmi NATO 

dalam upaya Ankara mencegah kerja sama antara aliansi tersebut dan Tel Aviv terkait serangan pendudukan di Gaza. Pernyataan tersebut diungkapkannya saat keterangan pers dengan media lokal setempat.


Lanjut, kata pejabat Israel yang tidak disebutkan identitasnya mengatakan, mengutuk Turkiye “posisi Turkiye melemahkan kerja sama regional dan kemampuan NATO untuk mengatasi tantangan global”, dan bahwa “alih-alih mempromosikan persatuan dan keamanan kolektif, Turki menggunakan hak vetonya dengan cara yang merugikan kemitraan strategis” ujarnya sambil mengutuk Turkiye, dikutip dari laporan Al Mayadeen, pada hari Selasa (11/3).


Pejabat tersebut lebih lanjut menekankan bahwa “memblokir kerja sama Israel dengan NATO tidak memberikan kontribusi bagi stabilitas; sebaliknya, hal itu merusak nilai-nilai inti aliansi tersebut.”


Turkiye telah berulang kali menyatakan pendiriannya yang bertentangan terhadap Israel. Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdogan telah bersuara, menyatakan pada konferensi pers di pertemuan puncak para pemimpin NATO pada bulan Juli tahun lalu bahwa "tidak mungkin bagi pemerintahan Israel, yang telah menginjak-injak nilai-nilai fundamental aliansi kami, untuk melanjutkan hubungan kemitraannya dengan NATO."


Hal ini sebagai tanda memburuknya hubungan antara Turkiye dengan Israel sejak Tel Aviv melancarkan serangannya ke Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023, dengan Erdogan menekankan pada konferensi pers.


"sampai perdamaian yang komprehensif dan berkelanjutan tercapai di Palestina, upaya kerja sama dengan Israel dalam NATO tidak akan disetujui oleh Turkiye." kata Erdogan saat keterangan pers.


Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdogan, dalam konferensi pers di Washington pada 12 Juli lalu setelah KTT NATO menyatakan bahwa upaya untuk berkolaborasi dengan Israel dalam NATO tidak dapat diterima.


Erdogan menekankan bahwa tidak mungkin bagi pemerintah Israel, yang telah menginjak-injak nilai-nilai dasar aliansi NATO untuk melanjutkan hubungan kemitraannya dengan NATO. Dia turut menyoroti kejahatan Israel.




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment