- Seekor Caracal Menyerang Kamp Militer Israel
- Kebakaran Hutan Terdasyat, Tewaskan 24 Orang di Korea Selatan
- Prabowo Lantik 31 Duta Besar
- Divonis oleh Pengadilan, 3 Pejabat Turki Diberhentikan dari Jabatannya
- Turki, Serbia, dan Yunani Dipastikan Tiket Promosi ke Liga A UEFA Nations League
- Turki Alami Krisis Pasca Penangkapan Oposisi Pemerintah
- Singapura Beri Tunjangan untuk Pengangguran, bagaimana Kualifikasinya?
- Hadapi Guncangan Global, Presiden Prabowo Yakin Ekonomi RI Tangguh
- Disaat IHSG Bangkit, 10 Saham ini diam-diam diborong oleh Asing
- Turkaseancham Membuka Gudang E-commerce di AS dan Membawa Bisnis Asia ke Pasar Global
Ribuan Perempuan di Turki Demo Tuntut Perlindungan dari Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Keterangan Gambar : Ribuan wanita menggelar aksi International Women’s Rights Day di Taksim Square, Istanbul (foto: akun X leblebi_demir)
Jakarta - Ribuan perempuan tumpah ruah menggelar aksi di jalan-jalan kota di Turkiye, pada hari Sabtu (8/3) untuk memperingati Hari Perempuan Internasional, memprotes ketidaksetaraan dan kekerasan terhadap perempuan.
Tak hanya itu, dibagian Asia Istanbul, unjuk rasa di Kadikoy dimeriahkan oleh anggota puluhan kelompok perempuan yang mendengarkan pidato, menari, dan bernyanyi di bawah sinar matahari musim semi. Protes penuh warna itu diawasi oleh kehadiran polisi dalam jumlah besar, termasuk petugas dengan perlengkapan anti huru hara dan truk meriam air.
Baca Lainnya :
- Tembus ke Turkiye, Ternyata Lidah Buaya dari Jakarta Diolah Jadi Makanan-Herbal 0
- Diincar Klub Voli Jepang dan Turkiye, Megawati Hangestri Belum Tentukan Sikap0
- Terdorong Kejatuhan Indeks Dolar, Rupiah Menguat0
- Viral WNI Berpuasa di Kutub Utara hanya 1 Jam0
- Perang Dagang: Amerika Serikat VS Indonesia0
Dilansir dari laporan VoA Indonesia, bahwa Pemerintah Presiden Recep Tayyip Erdogan mendeklarasikan di 2025 sebagai Tahun Keluarga. Para pengunjuk rasa menolak gagasan bahwa peran perempuan hanya terbatas pada pernikahan dan peran sebagai ibu, dengan membawa spanduk bertuliskan “Keluarga tidak akan mengikat kita pada kehidupan” dan “Kita tidak akan dikorbankan demi keluarga.”
Sementara itu, dihari yang sama polisi Turki menangkap sekitar 200 demonstran di Istanbul setelah lebih dari 3.000 perempuan beraksi damai di pusat kota untuk memperingati Hari Perempuan Internasional, Sabtu (8/3) malam.
Menurut organisator, aksi demonstrasi yang berlangsung damai itu berakhir dengan insiden penangkapan demonstran oleh polisi.
“Setelah #FeministNightMarch selesai dan kerumunan demonstran bubar tanpa insiden, polisi mulai menangkap teman-teman kami dalam tindakan provokasi,” tulis organisator aksi di X, mengutip laporan arabnews, Minggu (9/3).
Organisator juga menyatakan bahwa sekitar 200 wanita ditangkap secara tidak adil. Namun, belum ada komentar dari pihak berwenang.
Sebelumnya, beberapa ratus demonstran telah berkumpul untuk beraksi di kawasan Kadikoy, Istanbul. Mereka membawa spanduk dan beraksi damai di jalan-jalan.
Ketua serikat buruh DISK, Arzu Cerkezoglu menyebutkan mereka menuntut untuk mengakhiri kekerasan terhadap wanita, untuk ratifikasi Konvensi Istanbul.
“Menunut kebijakan sosial yang tidak membebankan tanggung jawab perawatan pada wanita, kami melanjutkan perjuangan untuk demokrasi, kesetaraan, perdamaian, dan persaudaraan,” kata Arzu Cerkezoglu.
Ia mengacu pada keputusan Presiden Recep Tayyip Erdogan pada tahun 2021 untuk menarik Turki dari Konvensi Istanbul, yang memerlukan negara-negara untuk membuat undang-undang yang bertujuan mencegah dan menuntut kekerasan terhadap wanita.
Turki tidak mengumpulkan data resmi tentang femisida, sehingga organisasi wanita harus mengumpulkan data tentang pembunuhan dan kematian yang mencurigakan dari laporan pers.
Menurut data yang dikumpulkan oleh organisasi hak asasi manusia We Will Stop Femicide Platform, setidaknya 1.318 wanita telah dibunuh oleh pria sejak Turki menarik diri dari konvensi pada Maret 2021.
