- Jadi Buronan, Mantan Presiden Filipina Duterte Akhirnya Ditangkap
- Ilmuan Temukan Bahtera Nabi Nuh di Turkiye
- Erdogan: Turki Tak Akan Biarkan Peta Suriah Diubah
- Turkiye Blokir Israel dalam Keikutsertaan Latihan Militer NATO
- Diawali dengan Dentuman Meriam, Tradisi Unik Berbuka Puasa di Istanbul
- Aktres Film Dewasa asal Jepang, resmi Menjadi Mualaf
- Pemerintah Umumkan Kebijakan THR dan Bonus Hari Raya
- Kisah Penggembala Muslim, Perantau asal Turki kini Miliarder
- 70 Tahun Indonesia-Viet Nam, Sekjen PKV To Lam Kunjungi Indonesia
- Indonesia Airlines, Resmi Mengudara
Kunjungan Presiden Erdogan ke Indonesia: 13 Perjanjian, Fakta, dan Peluang bagi Dunia Bisnis Turki

Jakarta - Presiden Recep Tayyip Erdoğan mengunjungi Indonesia dan menandatangani 13 perjanjian dalam berbagai bidang seperti kesehatan, energi, industri pertahanan, perdagangan, dan pendidikan.
Namun, sebagian besar perjanjian ini bersifat nota kesepahaman dan niat baik, yang berarti masih memerlukan langkah lebih lanjut untuk menghasilkan manfaat ekonomi dan strategis yang nyata.
Baca Lainnya :
- Presiden Erdogan Hadiahi Prabowo Mobil Listrik Sebagai Simbol Persahabatan0
- Poin Kesepakatan antara Indonesia dan Turkiye saat Kunjungan Presiden Erdogan di Istana Kepresidenan0
- Momen Prabowo Satu Payung Berdua dengan Presiden Turkiye Erdogan0
- Tiba di Indonesia, Presiden Turkiye Erdogan, Disambut Langsung oleh Prabowo 0
- Presiden Erdogan Kunjungi Malaysia Sebelum Menyambangi Indonesia0
Latar Belakang Perjanjian: Mengapa Belum Ada Langkah Konkret?
1. Pengaruh Malaysia di Wilayah Ini
Malaysia memiliki pengaruh ekonomi dan politik yang kuat di Indonesia. Jika Turki memperkuat hubungannya dengan Indonesia, ini dapat menggeser posisi strategis Malaysia di kawasan. Oleh karena itu, Malaysia mungkin secara tidak langsung membatasi kemajuan kerja sama Turki-Indonesia.
2. Kebijakan Luar Negeri Indonesia yang Berhati-hati
Indonesia memiliki kebijakan luar negeri yang menjaga keseimbangan. Meskipun ingin memperkuat hubungan dengan Turki, Indonesia juga mempertimbangkan pengaruh Tiongkok, AS, dan Malaysia dalam keputusannya. Hal ini bisa menjadi alasan mengapa sebagian besar perjanjian masih berada pada tahap niat baik.
3. Kurangnya Detail dalam Implementasi Investasi dan Kerja Sama
Perjanjian yang ditandatangani sebagian besar bersifat jangka panjang. Namun, detail keuangan, hukum, dan operasionalnya belum sepenuhnya jelas. Misalnya, perjanjian industri pertahanan tampaknya melibatkan proyek konkret, tetapi masih ada ketidakpastian mengenai implementasinya.
4. Turki Perlu Lebih Banyak Investasi di Kawasan Ini
Turki belum memiliki hubungan ekonomi yang kuat di Indonesia seperti Tiongkok, Jepang, dan Malaysia. Untuk memperkuat perdagangan dan investasi di Indonesia, Turki perlu lebih aktif dalam meningkatkan investasi dan menjalin hubungan lebih erat dengan dunia usaha lokal.
5. Hambatan Birokrasi dan Dinamika Politik di Indonesia
Di Indonesia, investasi asing dan kerja sama internasional sering kali menghadapi proses birokrasi yang panjang. Oleh karena itu, perjanjian yang ditandatangani mungkin memerlukan regulasi tambahan sebelum dapat benar-benar diterapkan.
Peluang bagi Turki dan Peran Penting TurkAseanCham
Agar kerja sama Turki-Indonesia dapat mencapai tingkat yang lebih strategis, langkah-langkah berikut perlu dilakukan:
✔ Sektor swasta harus lebih proaktif, membangun hubungan bisnis langsung di luar proses antarnegara.
✔ Kerja sama dalam industri pertahanan dan teknologi harus dikembangkan lebih konkret dengan proyek produksi bersama.
✔ Lebih banyak pengusaha Turki harus berinvestasi di Indonesia untuk meningkatkan pengaruh ekonomi Turki di kawasan ini.
✔ Proyek jangka panjang yang dapat menyeimbangkan pengaruh Malaysia harus dikembangkan.
Dalam konteks ini, TurkAseanCham menawarkan peluang besar bagi dunia usaha Turki untuk lebih aktif di kawasan ASEAN. TurkAseanCham adalah platform strategis yang bertujuan untuk membangun jembatan ekonomi antara Turki dan negara-negara ASEAN, terutama bagi para investor, industrialis, dan pelaku perdagangan yang ingin berintegrasi ke dalam pasar ini.
Dengan proyek ini, Turki dapat memperkuat posisinya di kawasan, mengurangi ketergantungan Indonesia pada Malaysia, dan membangun hubungan ekonomi yang lebih kuat. Karena sebagian besar perjanjian yang ditandatangani masih dalam tahap awal, inisiatif sektor swasta dan kerja sama independen menjadi semakin penting.
Kesimpulan
Kunjungan Presiden Erdoğan merupakan langkah penting dalam hubungan Turki-Indonesia, tetapi untuk mencapai kerja sama yang nyata, diperlukan lebih banyak investasi, partisipasi sektor swasta yang lebih aktif, dan proyek konkret. Dengan peluang yang ditawarkan oleh TurkAseanCham, dunia usaha Turki dapat mengisi kekosongan ini dan menjadi kekuatan ekonomi yang lebih kuat di ASEAN.
Sinan Yegül
TurkIndoNews
