- PM Jepang Ishiba Shigeru dan Istri Beri Penghormatan di TMPN Utama Kalibata
- Indonesia - Jepang Sepakat Perkuat Kemitraan Strategis di Bidang Ekonomi, Pertahanan, dan Energi
- Jepang Siap Dukung Program Gizi Anak dan Penanggulangan Bencana di Indonesia
- Presiden Joe Akan Menyampaikan Pidato Perpisahannya Sebelum Jabatannya Berakhir
- Israel Tembak Freelance Anadolu saat Meliput di Gaza
- Indonesia Tegaskan Komitmen terhadap Kesatuan dan Sentralitas ASEAN serta Penyelesaian Krisis Myanma
- Ribuan Rumah Hangus dan 10 Orang Tewas dalam Kebakaran Los Angeles
- Arkeolog Temukan Makam Kerajaan Prasejarah Berusia 5.000 Tahun
- Teknologi Bayraktar TB2 Turkiye Cocok di Gunakan di Indonesia
- Teknologi Bayraktar TB2 Turkiye Cocok di Gunakan di Indonesia
Perang Genosida di Gaza menghantui Perayaan Natal di Bethlehem
Keterangan Gambar : Umat kritian berdoa pada perayaan Misa malam Natal di Gereja Katolik Saint Catherine, di Kompleks Gereja Kelahiran, di kota Betlehem di Tepi Barat yang diduduki, Palestina, 25 Desember 2024. (Foto AFP)
Jakarta - Betlehem tidak ada yang spesial pada perayaan Natal tahun 2024 ini sama seperti tahun lalu. Tepi Barat umat kristen Palestina kini dalam wilayah pendudukan Israel dihantui rasa takut seperti masyarakat Palestina pada umumnya.
Menurut Pendeta Gereja Lutheran Injili, Munther Isaac sebut serangan Israel juga menargetkan umat Kristen “Situasi orang-orang Kristen tidak berbeda dengan orang-orang Palestina lainnya,” ujarnya kepada Anadolu Agency pada (25/12).
Baca Lainnya :
- Israel Menewaskan 5 Jurnalis Gaza Dalam Serangan Udara 0
- Film tentang perlawanan masyarakat Melayu terhadap penjajahan Inggris tayang perdana di Istanbul0
- Pejabat Otoritas Sebut Puluhan Nyawa Melayang dalam Kecelakaan Pesawat0
- Perdana, Masyarakat Damaskus Rayakan Natal Pada Pemerintahan Baru Suriah0
- PM Inggris Seirama dengan Paus Fransiskus berharap Natal tahun ini Wujudkan Perdamaian 0
Tahun ini untuk kedua kalinya berturut-turut tidak merayakan Natal ditengah perang Genosida yang sedang berlangsung. Perasaan, umat saat berdoa pada Misa malam Natal dipenuhi rasa duka, cemas, dan solidaritas terhadap penderitaan masyarakat Palestina di Gaza atas kejahatan kemanusiaan oleh zionis Israel.
Betlehem, adalah tempat kelahiran Yesus Kristus dalam Alkitab. Kota itu, termasuk Gereja Kelahiran Yesus, yang diyakini dibangun di gua tempat Yesus Kristus dilahirkan. Hanya doa Misa Natal sebagai penggantinya perayaan Natal, bedanya hanya tidak memiliki suasana perayaan seperti tahun tahun terdahulu.
"Biasanya, pada saat seperti ini, jalan-jalan, gang-gang, dan gereja-gereja di Betlehem dihiasi dengan dekorasi Natal" ujar Pdt. Munther Isaac.
Doa untuk perdamaian
Pada Misa malam Natal Selasa (24/12), umat Kristiani Betlehem, bersama dengan puluhan peziarah asing, berdoa di Gereja kelahiran Yesus Kristus,. Issa Thaljieh, pendeta komunitas Ortodoks Yunani di Betlehem, menggambarkan kota itu sebagai "sedih dan suram" tahun ini karena perang Israel yang sedang berlangsung.
"Pesan kami kepada dunia, terlepas dari penderitaan, kesulitan, dan perang, adalah bahwa Kristus Palestina memanjatkan doa selama Natal agar perdamaian, cinta, dan belas kasihan terwujud. Dari Betlehem, pesan cinta dan perdamaian menyebar ke seluruh dunia," tutur Thaljieh.
Ia mendesak umat Kristen Palestina untuk tetap teguh di tanah suci mereka.
"Sebidang tanah ini tidak seperti yang lain; ini adalah tempat suci, dan mata dunia tertuju padanya, terutama pada hari-hari ini," katanya.
"Saudara-saudara kita dan sesama warga di Gaza hidup dalam kehancuran, kematian, kedinginan, dan kehausan, serta menanggung penderitaan yang luar biasa untuk bertahan hidup. Pesan kami kepada mereka adalah kesabaran, kedamaian, dan harapan,” kata Thaljieh.
"Kami berdoa untuk mereka selama hari-hari ini, berharap hari-hari yang lebih baik akan datang dan mereka dapat bergabung dengan kami di sini di Betlehem untuk merayakan Natal bersama.”
Perang genosida Israel di Gaza telah menewaskan hampir 45.400 orang , sebagian besar wanita dan anak-anak, sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 .
Bulan lalu, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional
atas tindakannya di Gaza.