- 2 Orang Tewas dan Puluhan Orang Terluka Dalam Insiden Teror Dipasar Natal, Jerman
- Kitab Merah Turkiye Mendapat Pembaruan
- Kereta Api Populer Eastern Express di Turkiye akan Melayani 60 Perjalanan Musim Dingin
- Hadiri KTT D-8, Presiden Prabowo Tegas Serukan Persatuan Negara Muslim
- Warga Ilegal Israel Membakar Masjid di Tepi Barat, Gaza
- Mahkamah Internasional meminta Tegaskan Kewajiban Israel terhadap Misi Kemanusiaan PBB di Gaza
- Pakar Hukum Spanyol Ramai-ramai Bikin Petisi Desak Embargo Senjata Terhadap Israel
- Pastikan Kelancaran Saat Libur Nataru, Wapres Gibran Tinjau Proyek Stasiun KCIC Karawang
- BMKG Himbau Masyarakat Waspada Terhadap Cuaca Ekstrem Menjelang Perayaan Natal
- Terkait Pembunuhan Jendral Nuklir, Indonesia jadi Sorotan Media Rusia
Sejarah Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928
Jakarta - Setiap tanggal 28 Oktober, Bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda. Peristiwa ini merupakan momen penting dalam sejarah Indonesia, di mana para pemuda dari berbagai latar belakang bersatu untuk menyatakan komitmen mereka dalam mewujudkan persatuan dan kemerdekaan Indonesia. Sumpah Pemuda menjadi simbol perjuangan dan kesadaran nasional yang menggerakkan bangsa untuk meraih kemerdekaan.
Awal Sejarah Sumpah Pemuda
Baca Lainnya :
- Wanita Asal Tegal Ini Sukses Bisnis Warteg di Turki0
- Menteri Luar Negeri Turki: Netanyahu dan kabinetnya penghalang besar perdamaian0
- Lebanon kecam serangan teroris di fasilitas industri pertahanan Turki0
- Serangan ke Istanbul Alihkan Perhatian Publik dari Pameran Pertahanan Turki0
- Pengusaha Miliarder Indonesia Haryanto Tjiptodihardjo Gelar Pernikahan Megah di Istana Ciragan0
Awal Sejarah Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Peristiwa ini merupakan hasil dari Kongres Pemuda II yang dihadiri oleh pemuda dari berbagai daerah, suku, dan organisasi di Indonesia. Sumpah ini menandai kesepakatan nasional pertama yang mengakui satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa, yaitu Indonesia.
Pada awal abad ke-20, kesadaran akan perlunya persatuan di antara pemuda Indonesia mulai tumbuh. Masa penjajahan Belanda menciptakan situasi ketidakadilan sosial dan politik, yang membangkitkan semangat nasionalisme. Pemuda-pemuda terdidik yang berasal dari berbagai daerah di Nusantara menyadari bahwa kemerdekaan hanya bisa diraih jika ada persatuan. Mereka terinspirasi oleh pergerakan nasionalis di negara lain serta mengenang kejayaan masa lalu Nusantara seperti Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit.
Sebelumnya, pada tahun 1926, Kongres Pemuda I telah digelar, tetapi belum berhasil mencapai kesepakatan kuat tentang persatuan. Namun, kongres ini tetap menjadi titik awal bagi pemuda Indonesia untuk terus mengusahakan persatuan.
Pada 27-28 Oktober 1928, Kongres Pemuda II dilaksanakan di Batavia (Jakarta). Kongres ini dihadiri oleh perwakilan organisasi pemuda, seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Batak Bond, Jong Celebes, Pemuda Indonesia, dan organisasi lainnya. Mereka berkumpul untuk menyatukan visi dan tujuan perjuangan bangsa.
Rumusan Sumpah Pemuda
Pada akhir kongres, dihasilkan rumusan
Sumpah Pemuda yang berisi tiga poin utama:
1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
2. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
3. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.Sumpah ini diikrarkan di hadapan seluruh peserta kongres, dan disambut dengan penuh semangat sebagai bentuk komitmen untuk bersatu demi kemerdekaan Indonesia.
Selama kongres, Mohammad Yamin, salah satu tokoh pemuda yang berperan penting, menyampaikan gagasan persatuan dalam pidatonya. Ia menekankan pentingnya satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa untuk mencapai kemerdekaan.
Makna dan Warisan Sumpah Pemuda
Sumpah Pemuda adalah simbol dari rasa kebangsaan dan persatuan pemuda Indonesia. Ikrar ini menjadi tonggak penting dalam perjuangan kemerdekaan dan terus menjadi inspirasi bagi generasi selanjutnya untuk membangun bangsa.
Dengan Sumpah Pemuda, seluruh elemen masyarakat Indonesia diingatkan untuk mengedepankan persatuan dalam keberagaman, dengan tujuan mewujudkan cita-cita bangsa yang merdeka, adil, dan makmur.