- Indonesia-Turki Teken MoU Pengadaan Jet Tempur generasi ke-5 Turki
- Kolaborasi Gemala Group - ECE Memperkuat Budaya hingga Hubungan Bisnis antara Turki & ASEAN
- TurkIndoCham Business Tour pada Event Colors of the World di Istanbul, Turki
- Utusan Presiden RI, Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus, di Roma
- Gempa Guncang Turki 6,2 Magnetudo
- Pimpinan Umat Katolik, Tutup Usia
- Profesor Sinan Yegul, diangkat Sebagai Wakil Presiden Bidang Hubungan Internasional, ASEAN Internasi
- Presiden Prabowo Mengaku Grogi saat Pidato di Depan Parlemen Turki
- Anindya Bakrie: KADIN Indonesia, Tergetkan Perdagangan Indonesia-Turki Mencapai 10 Miliar Dolar AS
- Usai Lawatan di Abu Dhabi, Presiden Prabowo Bertolak ke Ankara
Turki berharap Rusia, China tekan Israel terkait dengan situasi Gaza

Keterangan Gambar : Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan
Jakarta - Turki berharap Rusia dan China, dua anggota tetap Dewan Keamanan PBB, memainkan perannya untuk menekan Israel supaya menyelesaikan masalah di Jalur Gaza menyusul kekhawatiran peperangan dapat kembali terjadi.
“Ada kekhawatiran (pemimpin otoritas Israel) Benjamin Netanyahu akan memulai kembali perang di Gaza setelah ia memulangkan seluruh sandera (Israel),” kata Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan dalam wawancara bersama televisi Al Jazeera Arabic, Rabu (26/2).
Baca Lainnya :
- Warga Palestina: Gencatan Senjata Menyimpan Kenyataan Suram 0
- 15 Tahanan Palestina Tiba di Turkiye0
- Mahkamah Pidana Internasional (ICC), di Jatuhkan Sanksi oleh Trump0
- Palestina Tolak Rencana Trump Ambil Alih Jalur Gaza0
- Pelapor Khusus PBB: Rencana Trump Terhadap Gaza tak Bermoral0
Isu tersebut harus segera ditangani karena ancaman dan teror yang muncul jika peperangan terjadi lagi akan berdampak sangat besar bagi kawasan Timur Tengah, kata dia.
Karena itulah, Menlu Turki itu mendesak komunitas internasional, termasuk Dewan Keamanan PBB, untuk bertindak dan menekan Israel supaya pertempuran tidak kembali terjadi.
“Terkhusus Amerika Serikat, Eropa, anggota-anggota tetap DK PBB, Rusia, dan China, harus memberikan tekanan yang pantas bagi Israel,” ucap dia.
Pada Rabu (26/2), harian The Wall Street Journal melaporkan bahwa gerakan perlawanan Palestina Hamas bersiaga menghadapi kemungkinan terjadinya lagi peperangan di Jalur Gaza menyusul isu-isu yang terjadi dalam negosiasi gencatan senjata dengan Israel.
Hamas dilaporkan tengah menghimpun kembali kekuatan militernya, menunjuk komandan militer baru, dan merancang rencana mobilisasi.
Kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza antara Hamas dan Israel yang terlaksana sejak 19 Januari lalu menjadi dasar bagi pertukaran sandera-sandera Israel dan tahanan Palestina yang dipenjara di Israel.
Negara-negara penjamin gencatan senjata --- Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat --- telah mendirikan sebuah pusat koordinasi di Kairo, Mesir.
Gencatan senjata kali ini merupakan yang kedua sejak serangan Israel ke Gaza pada 7 Oktober 2023. Gencatan senjata pertama tercapai pada November 2023, namun hanya berlangsung selama enam hari.
Sumber: Sputnik
