- Profesor Sinan Yegul, diangkat Sebagai Wakil Presiden Bidang Hubungan Internasional, ASEAN Internasi
- Presiden Prabowo Mengaku Grogi saat Pidato di Depan Parlemen Turki
- Anindya Bakrie: KADIN Indonesia, Tergetkan Perdagangan Indonesia-Turki Mencapai 10 Miliar Dolar AS
- Usai Lawatan di Abu Dhabi, Presiden Prabowo Bertolak ke Ankara
- Prabowo: Indonesia Siap Evakuasi 1000 Warga Palestina ke Indonesia
- Presiden Prabowo Lawatan ke Kawasan Timur Tengah dan Turkiye
- TurkAseanCham Luncurkan Program Sosial Inspiratif di Indonesia: Yatim Business Academy Resmi Dimulai
- Singapura, Kerahkan Kecoa untuk Mencari Korban Gempa Myanmar
- Gelombang Masa As, Gelar Aksi Menentang Kebijakan Pemerintahan Presiden Trump
- Turki Ngamuk Ambil Alih Pangkalan T4
Ada Ancaman La Nina landa Indonesia. Begini Prediksi BMKG
_(1).jpg)
Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi fenomena iklim La Nina bakal terjadi tahun ini di Indonesia. Simak penjelasannya.
BMKG mengungkap hasil analisis dinamika atmosfer Dasarian II Oktober menunjukkan hasil monitoring indeks Indian Ocean Dipole (IOD) dan El Nino Southern Oscillation (ENSO) menunjukkan indeks IOD yang melewati batas ambang IOD negative (indeks -1,11), namun baru berlangsung satu dasarian, sehingga statusnya tetap IOD netral.
Baca Lainnya :
- Keputusan Turki Sudah Bulat Terima Sanksi CAATSA Pertahankan Senjata S-400 Rusia0
- Intip Spesifikasi Pindad Maung yang Disebut Jadi Mobil Dinas Menteri Prabowo0
- Pembentukan Republik Turkiye0
- Turki peringati 101 tahun Hari Republik0
- Miris, Rakyat RI Kecanduan Judi Online. Prabowo tegas berantas Judol0
"Anomali SST di Nino3.4 juga menunjukkan kondisi yang melewati batas ambang La Nina dengan indeks (indeks -0,64), namun baru berlangsung satu dasarian sehingga statusnya tetap ENSO netral," demikian keterangan BMKG dalam laman resminya.
Ini berarti, hampir bisa dipastikan fenomena La Nina akan terjadi tahun ini.
"La Nina IOD Netral diprediksi berlangsung hingga awal tahun 2025. Sementara itu, ENSO diprediksi berpotensi menuju La Nina lemah mulai Oktober 2024," ujar BMKG.
IOD adalah fenomena iklim yang terjadi di Samudera Hindia. IOD diidentifikasi sebagai perbedaan suhu permukaan laut (Sea Surface Temperature/SST) antara wilayah Timur dan Barat Samudera Hindia.
Fenomena ini secara signifikan mempengaruhi pola cuaca dan iklim di wilayah sekitarnya, termasuk sebagian wilayah Afrika, Asia Tenggara, dan Australia. Oleh karena itu, indeks iklim IOD diawasi secara ketat oleh para peramal cuaca, karena dampak fenomena ini terhadap rentang waktu sub-musiman dan musiman.
IOD dapat dianggap sebagai cabang Samudera Hindia dari Cell Walker, yang terkait dengan ENSO.
Sementara, ENSO merupakan siklus iklim yang ditandai dengan pendinginan (La Nina, di bawah -0,5 derajat Celsius) dan pemanasan (El Nino, di atas 0,5 derajat Celsius) permukaan laut di Samudera Pasifik tropis bagian tengah dan timur.
Ini adalah salah satu pola cuaca terkuat dan paling mudah diprediksi yang mempengaruhi iklim global.
Deputi bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan mengonfirmasi tanda-tanda tersebut. Kendati begitu, ia belum bisa mengonfirmasi La Nina.
