- 2 Orang Tewas dan Puluhan Orang Terluka Dalam Insiden Teror Dipasar Natal, Jerman
- Kitab Merah Turkiye Mendapat Pembaruan
- Kereta Api Populer Eastern Express di Turkiye akan Melayani 60 Perjalanan Musim Dingin
- Hadiri KTT D-8, Presiden Prabowo Tegas Serukan Persatuan Negara Muslim
- Warga Ilegal Israel Membakar Masjid di Tepi Barat, Gaza
- Mahkamah Internasional meminta Tegaskan Kewajiban Israel terhadap Misi Kemanusiaan PBB di Gaza
- Pakar Hukum Spanyol Ramai-ramai Bikin Petisi Desak Embargo Senjata Terhadap Israel
- Pastikan Kelancaran Saat Libur Nataru, Wapres Gibran Tinjau Proyek Stasiun KCIC Karawang
- BMKG Himbau Masyarakat Waspada Terhadap Cuaca Ekstrem Menjelang Perayaan Natal
- Terkait Pembunuhan Jendral Nuklir, Indonesia jadi Sorotan Media Rusia
Turki Desak Serangan ke Suriah Diakhiri
Jakarta - Turki menuntut diakhirinya serangan terhadap daerah kantong pemberontak Idlib di Suriah. Di mana, tempat itu menjadi tempat pesawat tempur Suriah dan Rusia dilaporkan melancarkan serangan udara.
"Kami telah menekankan bahwa serangan-serangan ini harus diakhiri," kata Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pesan di X, Sabtu (30/11/2024).
Baca Lainnya :
- Air Mancur Kestros Kuno di Turki Berfungsi Kembali setelah 1.800 Tahun0
- Balon Udara Motif Keffiyeh Palestina Bentuk Protes Genosida Gaza Mengudara di Cappadocia0
- KBRI Ankara, Achmad Rizal Purnama Sosok Pahlawan Indonesia-Turki 0
- Bantuan diblok Israel, Sebanyak 80.000 Jiwa Terancam Kelaparan di Gaza utara0
- Misteri Prasasti Kuno 2.600 Tahun di Turki Akhirnya Terpecahkan0
Turki mengatakan serangan itu telah mengakibatkan eskalasi ketegangan yang tidak diinginkan.
"Bentrokan baru-baru ini telah mengakibatkan eskalasi ketegangan yang tidak diinginkan di kawasan tersebut," kata Turki.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia melaporkan bahwa serangan itu menghantam Idlib saat para jihadis dan sekutu yang didukung Turki melancarkan serangan ke kota kedua Suriah, Aleppo.
Seperti diketahui, Rusia melancarkan serangan udara di kawasan bagian utara Suriah. Rusia dikabarkan membela pemerintahan Presiden Bashar Al Asssad dalam melawan kelompok pemberontak.
Dilansir AFP, Jumat (29/11), serangan udara Rusia terjadi di pinggiran Aleppo pada Kamis (28/11) waktu setempat.
AFP menyebut kelompok yang bertikai adalah 'para jihadis' dan 'tentara Suriah'. Sumber informasi berasal dari kepala Observatori (kelompok pemantau) Suriah, Rami Abdel Rahman. Sehari sebelumnya, seorang warga sipil juga turut terluka karena pecahan misil.
Dilansir Reuters, kelompok pemberontak yang diperangi rezim Bashar Al Assad yang dibantu Rusia itu adalah kelompok bernama Hayat Tahrir Al Sham berideologi Islamis. Kelompok ini hendak menduduki wilayah barat daya Suriah yang dekat dengan perbatasan Turki. Upaya kelompok pemberontak tersebut adalah yang pertama setelah lima tahun.
Hayat Tahrir Al Sham telah melancarkan belasan serangan ke kota dan desa-desa di kawasan barat daya Aleppo. Adapun pertikaian bersenjata yang melibatkan Rusia hari ini dilaporkan lebih besar dibanding Maret 2020 silam, saat Rusia dan Turki mengakhirinya dengan kesepakatan gencatan senjata. Dilaporkan Reuters, saat itu Rusia membela Assad dan Turki membela kelompok pemberontak.
Dalam pernyataan pertamanya sejak operasi mendadak itu, tentara Suriah mengatakan telah mengalami kerugian besar. Tentara Suriah mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Rusia dan "pasukan sahabat" yang tidak disebutkan namanya untuk merebut kembali wilayah dan memulihkan situasi.