- 2 Orang Tewas dan Puluhan Orang Terluka Dalam Insiden Teror Dipasar Natal, Jerman
- Kitab Merah Turkiye Mendapat Pembaruan
- Kereta Api Populer Eastern Express di Turkiye akan Melayani 60 Perjalanan Musim Dingin
- Hadiri KTT D-8, Presiden Prabowo Tegas Serukan Persatuan Negara Muslim
- Warga Ilegal Israel Membakar Masjid di Tepi Barat, Gaza
- Mahkamah Internasional meminta Tegaskan Kewajiban Israel terhadap Misi Kemanusiaan PBB di Gaza
- Pakar Hukum Spanyol Ramai-ramai Bikin Petisi Desak Embargo Senjata Terhadap Israel
- Pastikan Kelancaran Saat Libur Nataru, Wapres Gibran Tinjau Proyek Stasiun KCIC Karawang
- BMKG Himbau Masyarakat Waspada Terhadap Cuaca Ekstrem Menjelang Perayaan Natal
- Terkait Pembunuhan Jendral Nuklir, Indonesia jadi Sorotan Media Rusia
Turki: Israel sandera institusi pelindung perdamaian dan HAM
Keterangan Gambar : Presiden Recep Toyyip Erdogan
Jakarta - Israel telah menyandera semua lembaga yang bertugas melindungi prinsip-prinsip internasional seperti perdamaian, hak asasi manusia, dan demokrasi, kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Rabu (31/10).
“Pemerintah Israel, yang dibutakan oleh ilusi Zionis, tidak hanya merebut Dewan Keamanan PBB tetapi juga semua lembaga yang bertugas melindungi perdamaian, hak asasi manusia, kebebasan pers, dan demokrasi,” ujar Erdogan dalam sebuah acara di ibu kota Ankara.
Baca Lainnya :
- Penemuan Prasasti Pegulat Kuno di Anemurium Mengungkap Budaya Atletik Yunani di Turki0
- Mengaum! Maung MV3 sudah di order lebih dari 4000 unit0
- Pabrik Baykar Makina dari Turkiye akan memproduksi 120 drone di Ukraina mulai tahun 20250
- Destinasi Wisata Turkiye0
- Dipimpin Erdogan, Turkiye dan Sejumlah Negara Desak Embargo Senjata terhadap Israel0
"Genosida di Gaza telah menyingkap semua topeng dunia. Pengabaian hukum oleh Pemerintahan Israel sekali lagi mengingatkan kita bahwa nilai-nilai yang diklaim Barat telah dibelanya selama beberapa dekade ternyata tidak berarti apa-apa. Kita semua melihat bahwa apa yang mereka sebut peradaban hanyalah monster tanpa taring.”
“Saya harus mengungkapkan kebenaran berikut meskipun sangat menyakitkan: Dunia Islam kita, yang populasinya hampir dua miliar, sayangnya gagal dalam ujian di Gaza dan Lebanon. Kita tidak mampu mencegah 50.000 saudara-saudari kita dari terkoyak oleh mesin pembunuh rezim Zionis.”
Erdogan mengutuk sikap diam global terhadap krisis Gaza, menyebutnya “memalukan” bagi kemanusiaan ketika warga sipil menghadapi serangan bom yang terus menerus dan kondisi yang memburuk di wilayah Palestina itu.
“Kita sedang menjalani hari-hari yang memalukan bagi kemanusiaan dan peradaban, di mana 50.000 orang tak bersalah, sebagian besar anak-anak dan perempuan, telah dibunuh secara brutal, dan dua juta orang dipenjara di sebidang tanah kecil yang terus dibom,” ujar Erdogan.
Tidak ada langkah pencegahan yang diambil untuk menghentikan “musuh kemanusiaan, (Presiden Israel) Netanyahu,” tambahnya, menyebut situasi ini sebagai “kehancuran kemanusiaan.”
Selain dari beberapa negara, tidak ada reaksi kuat dari dunia Islam mengenai Gaza, kata presiden Turki tersebut, menambahkan bahwa sikap diam ini akan “dicatat dalam sejarah.”
“Kita memiliki tanggung jawab terhadap saudara-saudari kita di Gaza yang dibakar hidup-hidup, menjadi martir oleh bom-bom para kriminal Zionis di tenda-tenda tempat mereka tinggal,” ujar Erdogan.
Erdogan juga memperingatkan bahwa Israel akan membuat dua juta orang mengalami penderitaan “seperti di kamp Nazi” pada musim dingin ini, menyerukan tindakan untuk “mencegah kemanusiaan mencapai titik terendah.”
Tentara Israel terus melakukan serangan dahsyat terhadap Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas Oktober lalu, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.
Dalam lebih dari setahun, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 43.000 orang, kebanyakan perempuan dan anak-anak, serta melukai lebih dari 101.000 orang, menurut otoritas kesehatan setempat.
Serangan Israel telah menyebabkan hampir seluruh penduduk wilayah tersebut terlantar di tengah blokade yang sedang berlangsung, yang telah menyebabkan kekurangan parah makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Pengadilan Internasional atas tindakannya di Gaza.
Sumber: Anadolu