Jakarta - TurkAseanCham mengambil langkah revolusioner dengan meluncurkan program sosial yang menggabungkan dunia perdagangan dan kepedulian kemanusiaan melalui “Yatim Business Academy” di Indonesia.

Program ini bertujuan untuk memberikan pelatihan bisnis dan kewirausahaan secara gratis kepada anak-anak yatim, membuka jalan bagi mereka untuk membangun masa depan yang mandiri dan bermartabat.

Inisiatif ini bukan sekadar program pelatihan, melainkan sebuah gerakan serta harapan.

Baca Lainnya :

• Singapura, Kerahkan Kecoa untuk Mencari Korban Gempa Myanmar0
• Gelombang Masa As, Gelar Aksi Menentang Kebijakan Pemerintahan Presiden Trump 0
• Turki Ngamuk Ambil Alih Pangkalan T40
• Rupiah Melemah Rp.17.000 per dolar AS Imbas Kebijakan Tarif Trump 0
• Via telepon, Prabowo cs Bahas Kebijakan Tarif Trump0

Slogan utama yang menjadi semangat dari program ini menyentuh hati dan penuh makna:

“Tokoh revolusioner terbesar sepanjang sejarah adalah Nabi Muhammad. Beliau hidup selama 63 tahun, yatim, seorang pedagang, dan seorang revolusioner.”

TurkAseanCham ingin menunjukkan bahwa dunia bisnis tidak hanya soal keuntungan, tapi juga alat untuk menciptakan perubahan sosial yang nyata. Anak yatim tidak hanya diberi bantuan, tetapi diberdayakan untuk menjadi pemimpin dan pengusaha masa depan.

Memberi Lebih dari Sekadar Ilmu — Memberi Masa Depan

Yatim Business Academy ditujukan untuk anak-anak yatim usia 12–18 tahun dan mencakup materi seperti dasar-dasar bisnis, manajemen produk, penjualan, kewirausahaan, literasi keuangan, hingga e-commerce.

Di akhir program, setiap peserta akan memiliki kesempatan untuk mengembangkan model bisnis mini mereka sendiri.

Menurut pernyataan Presiden TurkAseanCham "Anak-anak ini adalah masa depan kita. Mereka tidak butuh dikasihani, mereka butuh dipercayai. Setiap anak yatim bisa menjadi pemimpin, jika mendapat dukungan yang tepat. Kami di sini untuk membuka jalan itu."

Kewirausahaan Mengajarkan Harga Diri dan Kemandirian

Program ini memposisikan anak yatim bukan sebagai penerima bantuan pasif, tapi sebagai individu aktif dalam perekonomian.

Mereka akan belajar dan langsung mempraktikkan kemampuan bisnis, didampingi mentor profesional, membangun profil e-commerce, bahkan kemungkinan menciptakan brand milik mereka sendiri.

Peserta terbaik akan mendapatkan dukungan modal kecil, kesempatan magang, dan bahkan peluang kemitraan dengan dunia usaha.

Dimulai dengan 100 Anak, Target Jangka Menengah: 1000!

Tahap pertama program ini akan dimulai di tiga wilayah: Jakarta, Bandung, dan Bali dengan melibatkan 100 anak yatim dari berbagai panti asuhan.

Target jangka menengahnya adalah menjangkau 1000 anak yatim di seluruh Indonesia dan mereplikasi model ini ke negara-negara ASEAN lainnya.

Ajakan untuk Masyarakat: “Satu Kesempatan Bisa Mengubah Hidup”

TurkAseanCham berharap program ini menjadi gerakan bersama, bukan sekadar inisiatif organisasi.

Pengusaha, LSM, kampus, dan relawan diajak untuk terlibat dan mendukung dengan berbagai cara.

“Kami tidak sekadar membantu, kami berjalan bersama. Kami tidak hanya melihat anak yatim, kami melihat calon pemimpin.” pungkasnya.

Yatim Business Academy hadir sebagai kunci transformasi sosial baru di Indonesia — menggabungkan perdagangan yang bermoral, keimanan yang peduli, dan kemanusiaan yang penuh harapan.

Presiden TurkIndoCham and TurkAseanCham, Sinan Yegül